Jenis Film : Drama
Sutradara : Bobby Sandy
Skenario : Bobby Sandy
Penata Kamera : George Kamarullah
Penata Musik
: Billy J Budiardjo
Penata Artistik : Lutfianes
Penata Suara : Ganda Hermawan
Penyunting Gambar :
Maruli Ara
Pemain
Mathias Muchus (Suryono)
Meriam Bellina (Jeanette)
Ria Irawan (Trimah)
Nani Widjaya (Ibu Suryono)
Drs. Poernomo / Mang Udel (Bapak Trimah)
Meriam Bellina (Jeanette)
Ria Irawan (Trimah)
Nani Widjaya (Ibu Suryono)
Drs. Poernomo / Mang Udel (Bapak Trimah)
Sinopsis
Suryono (Mathias Muchus)
berasal dari Solo dan masih keturunan ningrat. Jeanette (Meriam Bellina),
wanita cantik asal Prancis. Suryono membawa Jeanette ke kota kelahirannya dan
akhirnya menikah, sungguh pun pernikahan itu tak disetujui ibu Suryono (Nani
Widjaya). Cinta antar bangsa itu mengalami keretakan dan Jeanette pulang ke
Prancis. Sementara itu, Suryono yang kesepian sempat menggagahi pembantunya,
Trimah (Ria Irawan).
Penghargaan
Festival
|
Kategori
|
Penerima/Nominee
|
Hasil
|
Festival Film Indonesia 1988
(Piala Citra) |
Pemeran Pembantu Wanita
|
Ria Irawan
|
Menang
|
Festival Film Indonesia 1988
(Piala Citra) |
Pemeran Pembantu Wanita
|
Nani Widjaya
|
Nominasi
|
Festival Film Indonesia 1988
(Piala Citra) |
Penata Kamera
|
George Kamarullah
|
Nominasi
|
Review
Film ini merupakan karya Bobby Sandy, yang dikenal sebagai sutradara spesialis film-film
bertemakan cinta alias film pop. Sebenarnya tidak ada yang istimewa yang
disajikan dalam film ini, namun
dalam film hasil adaptasi novel karya Titie
Said ini, kita bisa melihat sebuah kisah cinta antar bangsa dan perbedaan
kasta dalam budaya jawa yang kental.
Film beralur maju ini tidak membuat jenuh penonton, kita bisa menyaksikan film ini secara utuh. Dari segi kualitas, ada 3 segi teknis film yang menjadi keunggulan. Segi musik dari alm. Billy J. Budiardjo, dari pembuka hingga akhir film, kita disuguhi tata musik yang bagus dan dapat membawa kita ke alur film.
Segi sinematografi yang diawaki George Kamarullah (langganan Piala Citra), penonton disuguhi gambar-gambar yang baik dan pengambilan adegan yang perlu untuk ditonton.
Kemudian, dari segi akting, ada dua pemeran yang menurut saya memang pantas diunggulkan.
Pemeran Ibu Suryono, Nani Widjaya, berhasil menciptakan karakter Ibu Suryono, seorang priyayi yang 'dingin', kemudian Ria Irawan, yang mencuri perhatian sebagai Trimah, seorang pembantu / abdi, yang digagahi oleh majikannya sendiri. Akting Ria yang begitu lepas dan alami, dapat menyeimbangkan akting Meriam Bellina dan Nani Widjaya.
Dewan Juri FFI 1988 memasukkan kedua pemeran tadi sebagai unggulan pemeran pembantu wanita, dan Ria Irawan berhasil sebagai pemenang. Pilihan yang tidak salah. Film ini menyiratkan sebuah kisah asmara yang berbalut perbedaan budaya antar bangsa, dan perbedaan kasta dalam kultur Jawa. Sebuah konsep yang cukup menarik dan untungnya, pemilihan semua pemainnya sangat tepat. Secara keseluruhan Film Selamat Tinggal Jeanette dapat dikatakan baik, tapi tidak terlalu istimewa.
Film beralur maju ini tidak membuat jenuh penonton, kita bisa menyaksikan film ini secara utuh. Dari segi kualitas, ada 3 segi teknis film yang menjadi keunggulan. Segi musik dari alm. Billy J. Budiardjo, dari pembuka hingga akhir film, kita disuguhi tata musik yang bagus dan dapat membawa kita ke alur film.
Segi sinematografi yang diawaki George Kamarullah (langganan Piala Citra), penonton disuguhi gambar-gambar yang baik dan pengambilan adegan yang perlu untuk ditonton.
Kemudian, dari segi akting, ada dua pemeran yang menurut saya memang pantas diunggulkan.
Pemeran Ibu Suryono, Nani Widjaya, berhasil menciptakan karakter Ibu Suryono, seorang priyayi yang 'dingin', kemudian Ria Irawan, yang mencuri perhatian sebagai Trimah, seorang pembantu / abdi, yang digagahi oleh majikannya sendiri. Akting Ria yang begitu lepas dan alami, dapat menyeimbangkan akting Meriam Bellina dan Nani Widjaya.
Dewan Juri FFI 1988 memasukkan kedua pemeran tadi sebagai unggulan pemeran pembantu wanita, dan Ria Irawan berhasil sebagai pemenang. Pilihan yang tidak salah. Film ini menyiratkan sebuah kisah asmara yang berbalut perbedaan budaya antar bangsa, dan perbedaan kasta dalam kultur Jawa. Sebuah konsep yang cukup menarik dan untungnya, pemilihan semua pemainnya sangat tepat. Secara keseluruhan Film Selamat Tinggal Jeanette dapat dikatakan baik, tapi tidak terlalu istimewa.
Trivia
* Film ini pernah ditayangkan di RCTI
* Film ini dapat dilihat atau disalin dari Sinematek Indonesia
Agen Casino Terbaik
BalasHapusAgen Slot Terbaik
Agen Situs Terbaik
Situs Agen Judi Online
https://bit.ly/2ENk1VF
Yuk Gabung Bersama Kami Sekarang Dan Nikmati Berbagai Macam Bonus Menarik Lain Nya Seperti:
*Bonus New Member 120%
* Bonus New Member 20% Khusus Poker
* Bonus Referral
*Bonus Rollingan Casino Hingga 0.8%
*Bonus 5% setiap hari
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
WA : 081358840484
BBM : 88CSNMANTAP
Facebook : 88Csn