Jumat, 13 April 2012

Review Film "BILUR-BILUR PENYESALAN (1987); Film yang mengalir dari sebuah kegetiran dan penuh intrik"

 
BILUR - BILUR PENYESALAN (1987)
Jenis Film : Drama

Sutradara : Nasri Cheppy
Skenario : Nasri Cheppy
Penata Musik : Harry Sabar
Penata Kamera : Harry Susanto
Penata Artistik : Ernest AR
Penata Suara : Hartanto
Penyunting Gambar : Effendi Doytha

Pemain
Sophia Latjuba
Rano Karno
Deddy Mizwar
Pietrajaya Burnama
Tio Pakusadewo
Hengky Solaiman
Iyut Bing Slamet
Nani Widjaya
Linda Husein
Ratna Juwita Prana
Ismar Lubis




Sinopsis
 
Kisah ini terentang sepanjang 21 tahun. Dan dalam waktu yang sekian panjang itu, peristiwa-peristiwa yang fantastis terjadi.

Semarang 1966. Roy Paturungi (Deddy Mizwar), anak yatim, marah besar karena ujian dari dosen Handoko tak pernah lulus. Handoko mempunyai sentimen khusus, karena Roy saling cinta dengan anak Handoko, Paramita (Sophia Latjuba) yang sudah ditinggal ibunya. Handoko tidak ingin anaknya lepas dari dirinya. Ia sangat posesif. Kemarahan Roy dilampiaskan dengan merusak mobil Handoko, hingga ia masuk penjara dua tahun.
Keluar dari penjara, ia disembunyikan beberapa hari di kamar Paramita. Lalu menghilang. Hasilnya, Paramita mengandung dan ketika tahu, Handoko, terguncang dan meninggal. Dalam keadaan terguncang pula Paramita melahirkan bayi kembar laki-laki. Ia menolak kehadiran bayi itu, karena dianggap penyebab mati ayahnya. Maka atas prakarsa dokter keluarga, Alim (Henky Solaiman) dan rekan psikiaternya, kedua bayi itu diusahakan diadopsi oleh dua keluarga berbeda.
Jakarta 1988. Dua bayi itu jadi Ardi (Rano Karno), besar dalam keluarga sederhana, dan Erik (Tio Pakusadewo), tumbuh dalam keluarga berantakan tapi kaya. Erik dan Ardi satu universitas, lain fakultas. Mereka mengincar gadis yang sama, Vina (Lucy Parnita). Permusuhan terjadi, dan Ardi selalu mengalah. Sementara Norma, mahasiswa di situ juga, lebih menaruh hati pada Ardi. Norma ini ternyata anak Roy. Dalam suatu pesta, Norma adu minum bir dengan Erik, lalu terjadi hubungan seks. Agaknya Norma sengaja memancing Ardi, hingga saat Ardi menemuinya dalam keadaan setengah telanjang dan mencoba menutupi tubuhnya, Norma berteriak seolah diperkosa. Maka Ardi ditahan. Datanglah sang pembela: Paramita.
Di pengadilan, Paramita bisa membuktikan bahwa tidak terjadi perkosaan, bahkan dari hasil pemeriksaan medis yang dimintanya, terjadi keajaiban: darah dan sperma Erik sama persis dengan Ardi. Maka mulailah dijejaki dua anak ini. Tampil kembali dr. Alim. Sementara itu Roy memaksa Ardi mengawini Norma, persis seperti saat Handoko memaksa Roy lebih 20 tahun silam. Ardi kemudian berduel dan mengalahkan Erik, agar mau menikahi Norma.
Saat pernikahan akan berlangsung Alim bergegas untuk mencegah, karena mereka anak dari satu ayah. Roy yang sudah kepalang tanggung, tidak ingin mempermalukan anaknya, menabrak mati Dr. Alim. Kembali Roy masuk penjara. Di sini ia memotong nadinya untuk bunuh diri, hingga terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Maka berkumpullah semuanya dan terbukalah semua keruwetan.

Review 

Film adaptasi dari novel Mira W ini, saya kira dapat diterjemahkan ke dalam film dengan cukup baik oleh sang sutradara, Nasri Cheppy. Film ini memang mengandung banyak knflik dan intrik dari para karakternya. Film ini berlatar maju dan bersetting daalm kurun waktu 20 tahunan, dan apabila kita sebagai penonton, tertinggal salah satu scene atau salah satu jalan ceritanya, saya rasa kita bisa keteteran untuk mengikuti filmnya sampai akhir.

Tak banyak hal istimewa yang ditawarkan oleh film ini, Bilur-bilur Penyesalan merupakan drama yang mengalir dari sebuah kegetiran dan ketragisan hidup karakternya. para pemain bermain cukup bagus disini. Deddy Mizwar, Pietrajaya Burnama, Rano Karno, Hengky Solaiman, dan Nani Wijaya adalah jaminan mutu dalam film ini. Yang mencuri perhatian tentunya pendatang baru, aktris cantik Sophia Latjuba. Walaupun masih terlihat kaku, penampilan Sophia adalah sebuah 'pemanis' dan daya tarik dalam film ini. Debutnya dalam film ini, adalah awal karirnya dalam industri hiburan tanah air.

Film ini saya kira adalah pameran akting mumpuni dari para jawara akting, dan tentunya dengan konflik dan intrik yang kompleks dan ruwet. Nasri Cheppy sebagai sutradara saya kira adalah salah satu sutradara yang patut diperhitungkan. Film ini saya kira cukup baik, namun tidak terlalu istimewa. 

Trivia
  • Film adaptasi dari novel karya Mira W
  • Film ini dapat diakses dari Sinematek Indonesia
  • Film ini pernah ditayangkan oleh ANTV
  • Film pertama aktris Sophia Latjuba


1 komentar:

  1. Permisi kak, mau nanya yang jadi Norma itu namanya siapa? Ada punya foto dia dulu gak?

    BalasHapus