PEREMPUAN DALAM PASUNGAN (1980)
Jenis Film : Drama
Sutradara : Ismail Soebardjo
Cerita / Skenario : Ismail Soebardjo
Penata kamera : Tantra Surjadi
Penata Artistik : Benny Benhardi
Penata Musik : Franki Raden
Penata Suara : Suparman Sidik
Penyunting : Suryo Susanto
Pemain
Nungki Kusumastuti
Frans Tumbuan
Rini S Bono
D Djajakusuma
Sofia WD
Sentot S
Kiki Amelia
Dorman Borisman
Ida Kusumah
Soerip
Sjaeful Anwar
Sinopsis
Kisah diurai dari sudut pandang seorang wartawan yang berusaha mendapat
cerita eksklusif. Fitria (Nungky Kusumastuti), mendapat kasih sayang
berlebihan dari ayah-ibunya, Prawiro (D Djajakusuma dan Sofia WD),
seorang lurah. Dia tumbuh jadi gadis penurut, agak pemalu, dan tak
berani mengungkapkan perasaan dan pendiriannya. Hal ini agak berbeda
dengan sahabatnya, Marni (Rini S Bono), yang sebenarnya sama-sama naksir
Andi (Frans Tumbuan), alumnus universitas tempat mereka belajar. Andi
memilih Fitria dan pindah ke Jakarta. Ketika Marni bekerja di Jakarta
juga, untuk sementara ia tinggal di rumah Andi-Fitria. Keakraban
Andi-Marni masih sama seperti dulu. Fitria merasa tersiksa dan diam-diam
minta bantuan Prasetyo (Sentot S), kawan sejak mahasiswa juga. Fitria
diberi air penawar sekedar untuk membelokkan niat Fitria yang hendak
pergi ke dukun. Ternyata Marni sakit dan meninggal. Fitria didera
perasaan bersalah sampai pada tahap "gila", hingga ia dipasung oleh
orang tuanya sendiri.
Prestasi
1. Festival Film Indonesia 1981 (Piala Citra), Film Terbaik
2. Festival Film Indonesia 1981 (Piala Citra), Sutradara Terbaik (Ismail Soebardjo)
3. Festival Film Indonesia 1981 (Piala Citra), Tata Kamera Terbaik (Tantra Surjadi)
4. Festival Film Indonesia 1981 (Piala Citra), Tata Artistik Terbaik (Benny Benhardi)
5. Festival Film Indonesia 1981 (Piala Citra), Nominasi Skenario (Ismail Soebardjo)
6. Festival Film, Indonesia 1981 (Piala Citra), Nominasi Pemeran Utama Wanita (Nungki Kusumastuti)
7. Festival Film Indonesia 1981 (Piala Citra), Nominasi Pemeran Pembantu Wanita (Rini S Bono)
8. Festival Film Indonesia 1981 (Piala Citra), Nominasi Penyuntingan (Suryo Susanto)
Review
Film Perempuan Dalam Pasungan ini memiliki tema yang cukup dramatis dan menarik. Sebuah fenomena Hukum Pasung yang terjadi di negeri ini, sebuah tema yang tidak biasa, dan pertama dalam sejarah perfilman Indonesia. Film karya Ismail Soebardjo ini menampilkan potret perempuan khas Indonesia yang sebenarnya., yaitu sederhana, penurut, dan lembut. Film ini memiliki alur mundur dan disajikan secara kilas balik, dan film ini menyorot sudut pandang seorang wartawan. Film ini dibuka oleh adegan wartawan yang memergoki seorang perempan yang dipasung dalam sebuah kamar di sebuah kampung di daerah Yogyakarta.
Inti film ini adalah kisah seorang perempuan bernama Fitria (Nungki Kusumastuti) yang disangka gila oleh orangtuanya karena merasa berdosa, membunuh sahabatnya sendiri, Marni (diperankan Rini S Bono). fitria mengalami guncangan jiwa. Fitria dipasung dan disekap dalam sebuah kamar di rumah ayahnya di daerah Yogyakarta. Pemasungan ini dilakukan agar tidak membuat malu keluarga. rahasia keluarga itu terbongkar dari penyelidikan seorang wartawan (Dorman Borisman), kemudian wartawan itu mencari suami Fitria, Andi (Frans Tumbuan). Andi, bersama anak Tini, anak mereka) serta wartawan itu kemudian datang ke rumah itu. Fitria pun menolak kehadiran mereka dan mebiarkan dirinya tetap dalam pasungan itu. Sikap penolakan ini mungkin adalah sebuah bentuk protesnya terhadap kesewenang-wenangan dari sebuah keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Adegan film Perempuan Dalam Pasungan
Untuk tema film ini sendiri, saya mengacungi jempol kepada Ismail Soebardjo yang berani mengangkat tema berbeda, selain fenomena hukum pasung, Ismail juga menyelipkan sebuah potret perempuan dan budaya khas Indonesia, khususnya budaya Jawa. Tema yang cukup berat ini, juga diimbangi skenario yang cukup baik, tulisan Ismail sendiri. Saya cukup terkesan dengan tata artistik dalam film ini yang dapat menciptakan kesan dramatis, apalagi setting dalam ruangan pemasungan Fitria, serta tata rias Fitria sendiri yang sangat meyakinkan bahwa dia benar-benar perempuan dalam pasungan.
Pemeran Fitria, Nungki Kusumastuti bermain cukup baik. Walaupun kadang bermain datar, Nungki dapat membawa roh perempuan pasungan dalam film ini. Rini S Bono juga bermain baik, dia memerankan Marni, yang bersikap agresif. Saya cukup terkesan dengan akting pemain-pemain senior, D Djajakusuma dan Sofia WD. Kedua pemain ini memerankan orangtua Fitria, yang melakukan pemasungan. Saya rasa D Djajakusuma pantas untuk mendapatkan nominasi Piala Citra untuk pemeran pembantu pria. Selain D Djajakusuma, Sjaeful Anwar yang berperan sebagai saudara Fitria yang memiliki keterbelakangan mental, juga bermain bagus, pantas juga mendapat nominasi Piala Citra.
Film ini meraih 4 Piala Citra FFI 1981, diantaranya menjadi film terbaik, sutradara terbaik, tata kamera terbaik dan tata artistik terbaik. Secara keseluruhan, film ini saya nilai cukup baik. Ditengah gempuran film-film remaja di akhir 1970 an dan awal 1980 an, film Perempuan Dalam Pasungan tampil sebagai film dramatis yang dapat dinikmati oleh setiap kalangan. Meskipun film ini kadang lemah pada hal-hal detail, tapi Ismail Soebardjo sebagai sutradara tetap dapat diperhitungkan sebagai sutradara terbaik negeri ini. Film ini saya kira dapat dikategorikan sebagai salah satu film terpenting, karena berani mengangkat tema fenomena hukum pasung, yang pertama dalam sejarah perfilman Indonesia.
Trivia
- Film ini dapat diakses dari Sinematek Indonesia
- Film ini merupakan film terlaris ke 4 di Jakarta, dengan meraup 264.881 penonton, menurut data Perfin
- Film Indonesia pertama yang mengangkat tema hukum pasung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar