PUTU WIJAYA
Lahir : 11 April 1944
Karir :
-
Pimpinan Teater Mandiri, Jakarta (1971-sekarang)
-
Penulis Skenario film dan sinetron
-
Wartawan majalah Ekspres (1969), Majalah Tempo
(1971-1979)
-
Dosen Teater Institut Kesenian Jakarta (1977-1980)
-
Redaktur Majalah Zaman (1979 -1985)
Karya skenario film :
-
Perawan Desa (1980)
-
Kembang Kertas (1984)
-
Dr. Karmila (1981)
-
Sepasang Merpati (1979)
-
Ramadhan dan Ramona (1992)
-
Telegram (1997)
Karya Novel :
-
Bila malam bertambah malam (1971)
-
Telegram (1972)
-
Stasiun (1977)
-
Pabrik (1976)
-
Keok (1978)
-
Sobat (1981)
-
Lima (1992)
-
Cas Cis Cus (1995)
-
Perang (1992)
-
Dar Der Dor (1996)
Karya sutradara film :
-
Cas Cis Cus, Sonata di Tengah Kota (1989)
-
Zig Zag, Anak Jalanan (1991)
-
Plong, Naik Daun (1991)
Prestasi :
-
Penulis Skenario Terbaik FFI 1980 (Perawan Desa),
1985 (Kembang Kertas), 1992 (Ramadhan dan Ramona)
-
Komedi Seri Terbaik, Piala Vidia FSI 1995
-
SEA Write Award 1980, Bangkok
-
Anugerah Seni Gubernur Bali, 1993
-
Pemenang Penulisan Novel IKAPI
-
Pemenang Penulisan Esai DKJ
-
Pemenang Penulisan Esai Kompas
-
Pemenang Penulisan Drama Safari
-
Pemenang Penulisan Novel dan Cerpen Femina, dan
majalah Kartini
-
Hadiah Buku Terbaik Depdikbud
-
Nominasi Sutradara terbaik FFI 1990 (Cas Cis
Cus) dan 1992 (Plong)
Profil
Putu Wijaya, seorang maestro sastra
serba bisa. Putra asli Bali ini sejak kecil telah terbiasa dengan kegiatan
membaca. Ia telah akrab dengan ilmu bahasa, sastra dan sejarah sejak kecil.
Putu mulai menulis ketika duduk di bangku SMP. Tulisan pertamanya berbentuk
sebuah cerita pendek dan dimuat di sebuah harian di bali. Minatnya pada sastra
dan seni berkembang saat ia SMA, dan bergabung dengan Bengkel Teater Rendra di
tahun 1967. Putu juga pernbah bergabung dengan teater Kecil, pimpinan Arifin C
Noer. Tahun 1971, Putu wijaya mendirikan Teater Mandiri, dengan konsep “Bertolak
dari yang ada”.
Bakat dan
kemampuan Putu Wijaya dalam bidang penulisan, terbukti dengan 30 buah novel, 40
naskah drama, seribu lebih cerpen, ratusan esai, artikel lepas, dan kritik
drama. Tulisannya juga dituangkan dalam skenario film dan sinetron. Skenario film
Perawan Desa (1980), Kembang Kertas (1985), dan Ramadhan dan Ramona (1992)
membuatnya meraih Piala citra sebagai penulis skenario terbaik. Untuk sinetron,
karyanya, Dukun Palsu (1995) juga meraih penghargaan sebagai Drama Seri Komedi
Terbaik Piala Vidia FSI 1995. Untuk bidang teater, Teater Mandiri yang ia
dirikan telah mementaskan puluhan lakon di dalam amupun di luar negeri.
Putu wijaya
juga punya bakat lain, yaitu sebagai seorang sutradara film. Beberapa film
satir yang ia buat, terpuji secara kualitas dan komersial. Film Cas Cis Cus
(Sonata di Tengah Kota) di tahun 1990 menampilkan Lidya Kandou dan berhasil
masuk nominasi FFI 1990. Dalam film ini, aktris Nani Somanegara berhasil menang
di Festival Film Asia Pasifik sebagai “Best Supporting Actress”. Filmnya yang lain
Zig Zag (Anak Jalanan) di tahun 1991 juga mendapatkan Piala Citra untuk Pemeran
Pembantu Wanita Terbaik, Rina Hassim. Karya selanjutnya, Plong (Naik Daun)
berhasil menjadi komedi satir yang berkesan. Dengan menampilkan Cok Simbara dan
Tarida Gloria, film ini adalah salah satu film komedi satir yang cerdas.
Tak Terhitung
penghargaan yang pernah diterima seorang Putu Wijaya dalam dunia seni dan
sastra. Ini adalah bukti sebuah komitmen serta tanggung jawab Putu Wijaya
terhadap bidang yang ia pilih. Banyaknya bidang yang ia geluti, tidak membuat
ia keteteran, tetapi semakin membuktikan bahwa Putu Wijaya adalah sastrawan dan
seniman serba bisa. Seorang maestro dan salah satu putra terbaik yang dimiliki
negeri ini.
Trivia
Putu Wijaya
adalah seorang sastrawan, penulis skenario film, sinetron, penulis esai, cerpen, dan
sutradara film
Tidak ada komentar:
Posting Komentar