Sabtu, 07 April 2012

Review Film "DOEA TANDA MATA (1984); Refleksi Semangat Kepemudaan dan Nasionalisme"


DOEA TANDA MATA (1984)
Jenis Film : Drama Politik

Quote :
"Betapa picik dan kerdil mereka semua itu! "

Sutradara: Teguh Karya
Cerita / Skenario : Teguh Karya
Penata Musik : Idris Sardi
Penata Artistik : Satari SK
Penata Kamera : George Kamarullah
Penata Suara : Zakaria Rasyid
Penyunting : Rizal Asmar

Pemain
Alex Komang
Jenny Rachman
Sylvia Widiantono
Piet Pagau
Hengky Solaiman
Aria Kusuma Dewa
Zaenal Abidin Domba
Herman Centini
Eka Gandara

Sinopsis

Gunadi (Alex Komang), pemuda Klaten yang baru kawin setahun terbius oleh gerakan perlawanan di tahun 1930-an. Ia tinggalkan istrinya yang menjadi guru, dan bergabung dengan kelompok pergerakan bawah tanah dengan mencetak selebaran-selebaran gelap. Di percetakan yang merangkap panggung hiburan, ia berkenalan dengan Ining (Jenny Rachman). Ining tampak jatuh hati pada Gunadi. Tidak jelas bagaimana sikap Gunadi. Yang jelas ia kemudian bentrok dengan kelompoknya, karena tidak bisa mengendalikan diri saat sahabatnya dan adik Ining mati ditembak Belanda ketika memboncengkan dirinya dengan sepeda motor. Peristiwa inilah yang terus menghantuinya hingga sering dia bertindak nekad. Dan dendam itu pula yang membuat dia berusaha mendekati komisaris polisi yang dianggapnya mendalangi kematian sahabatnya itu.
Lewat Ining yang juga ingin membunuh komisaris itu dengan menjadi gundiknya, Gunadi diterima jadi sopir, hingga Gunadi bisa menembak mati sang komisaris. Sementara kawan-kawan sepergerakan yang terus mencurigai Gunadi, justru menembak lelaki yang digambarkan sebagai peragu juga itu.

PRESTASI

1    Festival Film Indonesia 1985, Film Bioskop, Nominasi
2    Festival Film Indonesia 1985, Sutradara (Teguh Karya), Nominasi
3    Festival Film Indonesia 1985, Pemeran Utama Pria, (Alex Komang), Menang
4    Festival Film Indonesia 1985, Pemeran Utama Wanita, (Jenny Rachman), Nominasi
5    Festival Film Indonesia 1985, Cerita (Teguh Karya),  Nominasi
6    Festival Film Indonesia 1985, Skenario, (Teguh Karya), Nominasi
7    Festival Film Indonesia 1985, Artistik, (Satari SK) Menang
8    Festival Film Indonesia 1985, Tata Kamera, (George Kamarullah), Menang
9    Festival Film Indonesia 1985, Penyuntingan, (Rizal Asmar), Nominasi
10    Festival Film Indonesia 1985, Tata Suara, (Zakaria Rasyid), Nominasi
11    Festival Film Indonesia 1985, Tata Musik, (Idris Sardi), Menang
12    Festival Film Indonesia 1985, Poster, Menang
13    Asia Pacific Film Festival 1986, Best Film, Menang
14    Asia Pacific Film Festival 1986, Cinematography (George Kamarullah), Menang


REVIEW

Begitu menonton film ini hingga selesai, saya semakin mengagumi Teguh Karya karena kejelian dan ketelitian beliau, serta tentunya idealisme dan prinsip yang dipegang teguh olehnya. Film Doea Tanda Mata adalah film yang mengangakat tema nasionalisme dan semangat kepemudaan di era 1930 an.

Saya mencatat, film ini unggul di setiap aspek, dari artistik setting era 1930 an yang sempurna, sorotan kamera, penjernihan suara, ilustrasi musik yang menyayat hati garapan meastro Idris Sardi, cerita dan pengolahan seknario yang apik, serta dukungan akting mumpuni para pemain sekelas Jenny Rachman, Sylvia Widiantono, serta para anggota Teater Populer lainnya. Yang mencuri perhatian adalah munculnya aktor baru, Alex Komang. Permainan Alex Komang begitu menjiwai, sehingga kita ikut merasakan ketegangan sekaligus kegetiran yang dialaminya. Alex terasa sangat pas memerankan sosok Gunadi. Dua jempol untuk arahan Teguh Karya dalam mengarahakan ensemble cast dan seluruh aspek film ini.







Adegan - adegan Film Doea Tanda Mata
  
Film ini memborong 12 nominasi FFI 1985, dan berhasil meraih 4 Piala Citra, untuk Pemeran Utama Pria, Tata Musik, Tata Artistik, dan Tata Kamera. Film ini juga menang di Festival Film Asia Pasifik untuk Best Film dan Best Cinematography. Film ini memiliki nilai estetika yang tinggi, kemudian alur maju yang runut, tidak melompat-lompat, dilengkapi dengan gejoka-gejolak yang mendalam, mengingatkan kita pada sebuah pembabakan teater. Saya juga cukup terkagum dengan penampilan Ining, yang diperankan Jenny Rachman. Melalui tokoh Ining lah, Teguh Karya seakan menyampaikan pesannya. "Betapa picik dan kerdil mereka semua itu."

Film ke-12 dari Teguh Karya juga ini masuk ke dalam Arsip Perfilman Nasional sebagai salah satu film Indonesia yang berpengaruh di zamannya. Poster film ini juga menarik. Poster film ini keluar dari pakem pada masanya. Jenny Rachman cukup ditampilkan bercadar. Sisanya adalah potongan adegan untuk menjelaskan film ini punya tema besar; perjuangan, pergerakan politik, dan nasionalisme yang berbalut kegetiran. Tak heran film ini juga meraih Piala S Toetoer pada FFI 1985, sebagai poster film terbaik.

Saya sangat setuju dengan pendapat kritikus JB Kristanto bahwa film ini "luput dari cacat umum film Indonesia", dan saya menyimpulkan bahwa film ini sangat layak untuk ditonton. Film Doea Tanda Mata adalah salah satu film terbaik Teguh Karya dan juga film Indonesia terbaik sepanjang masa.

TRIVIA
  • Film ini dapat diakses dari Sinematek Indonesia
  • Kritikus film senior Indonesia seperti Marselli Sumarno menyebut 'Doea Tanda Mata' sebagai film yang memiliki alur cerita yang runut mengalir bak air dan disertai gejolak di sela-selanya.
  • Film ini pernah ditayangkan Metro TV

1 komentar: