Quote
“Jika
orang gede melakukan korupsi tidak ditangkap, tapi anak kecil yang mencuri nasi
bungkus ditangkap”
Sutradara : Sophan Sophiaan
Cerita / Skenario : Deddy Armand
Penata Kamera : Ismaun
Penata Musik : Leo Kristi
Penata Artistik : Ramidi Rogodjampi
Penata Suara : E Sambas
Penyunting : Mulyadi
Pemain
Kaharuddin Syah
Lenny Marlina
Darussalam
Doddy Sukma
Ade Irawan
Parto Tegal
Syamsuri Kaempuan
Sophan Sophiaan
Etty Sumiati
Abdi Wiyono
Mustafa
Sinopsis
Letnan Harahap (Kaharuddin
Syah) adalah sosok ideal seorang polisi yang sederhana, tekun dan jujur,
bersemboyan lebih baik mati dalam tugas daripada di tempat tidur. Ketika Letnan
Harahap menangkap beberapa morfinis, salah seorang orangtua mereka menyertakan
sebuah amplop saat mengucapkan terima kasih, namun ditolaknya. Begitu pula saat
menangkap anak-anak pembesar yang mengebut di jalan raya, Harahap tetap
berteguh untuk tidak membebaskan tahanannya, meski ditawari sebuah mobil kecil
untuk keluarganya. Film ini juga menampilkan perbedaan yang menonjol antara
kehidupan istri pembesar tidak sempat memperhatikan anak karena sibuk rapat dan
serakah harta, dengan kehidupan keluarga miskin yang rebut antara keluarga
karena tergusur rumahnya dan harus bertransmigrasi. Keributan semakin bertambah
saat Harahap datang dan mengabarkan bahwa anaknya ditangkap karena mencuri nasi
bungkus. Semboyan Harahap sebagai polisi terbukti saat membongkar gembong
narkotik, yang saat itu ia harus istirahat karena mengidap kanker.
Prestasi
- Piala Citra Festival Film Indonesia 1978, untuk Pemeran Utama Pria Terbaik (Kaharuddin Syah)
- Penghargaan Khusus Festival Film Indonesia 1978 sebagai film yang menampilkan nilai-nilai moral seperti kesederhanaan, kejujuran, ketabahan, rasa tanggung jawab dan kesetiaan yang kesemuanya merupakan dimensi-dimensi
Review
Sophan
Sophiaan membuktikan konsistensinya dalam membuat film
yang bertemakan drama dengan kritik sosial. Film Letnan harahap ini menyingkap
sisi lain seorang polisi yang jujur dan berkehidupan sederhana. Dan dalam film
ini digambarkan dengan jelas, ketidakadilan sosial dalam kehidupan sehari-hari
di negara ini. Sophan begitu lugas dalam menyampaikan isi dan pesan film ini.
Sayangnya kritik dan pelukisnya verbal dan hitam putih.
Saya salut dengan
konsistensi Sophan Sophiaan dalam
mengungkap sisi ketidakadilan dan keserakahan seorang pembesar negara.
Film yang dirilis di tahun 1977 ini juga menyingkap sisi nasionalisme dan sisi
lain seorang polisi yang sangat bersih hatinya. Kaharuddin Syah yang memerankan sosok Harahap, pas dengan
karakternya. Pribadi dan sosok Kaharuddin yang kharismatik membuat dialah yang
sang Letnan Harahap. Lenny Marlina
juga berhasil menyeimbangkan permainan Kaharuddin sebagai istrinya. Sophan Sophiaan
juga muncul mencuri perhatian sebagai seorang informan dengan kaos bergambar Ali Sadikin, gubernur Jakarta saat itu.
Film ini menurut saya
adalah salah satu film terbaik di era 70-an, dilihat dari tema yang berbeda,
lalu penampilan apik dari aktor pendatang baru Kaharuddin Syah, serta film yang
berani dalam mengkritik kasus ‘korupsi’
yang saat itu belum se-familiar sekarang. Film ini juga berani mengungkap
ketidakadilan, ketika seorang pembesar korupsi tidak ditangkap, tapi seorang
anak pencuri nasi bungkus malah ditangkap. Salah satu karya masterpiece dari almarhum Sophan
Sophiaan.
Trivia
- Film ini dapat diakses dari Sinematek Indonesia
- Dalam film ketiganya ini, Sophan Sophiaan selain sebagai sutradara, memerankan seorang preman dengan menggunakan kaos oblong bergambar Ali Sadikin. Sebagai seorang sutradara semakin mantap dalam berkarakter, kritik sosial dan nasionalis.
- Cerita diilhami dari sebuah artikel dalam majalah Intisari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar