Minggu, 17 Juni 2012

Karakter : 'DEBUT BERPRESTASI'


 1. CHRISTINE HAKIM 
(CINTA PERTAMA, Aktris Terbaik FFI 1974)


Ditemukan Teguh Karya di tahun 1973, dan bermain gemilang di film pertamanya, Cinta Pertama. Berkat 'tangan dingin' Teguh Karya lah, Christine menjelma sebagai aktris yang tangguh. Kemunculan pertamanya cukup membuat kejutan, karena Christine tidak sesuai dengan 'kriteria' aktris saat itu, dan langsung merebut Piala Citra. Setelah Cinta Pertama, Christine berprinsip untuk tidak terllau banyak tampil dalam film, agar kualitas aktingnya tetap terjaga. Prinsipnya itu tetap dipegangnya hingga kini, alhasil ia menjadi sosok aktris yang paling disegani di Indonesia, dan juga meraih banyak penghargaan di dalam atau di luar negeri, salah satunya rekor 6 kali menjadi aktris terbaik FFI.

2. JOICE ERNA 
(SUCI SANG PRIMADONA, Aktris Terbaik FFI 1978)


Sutradara Arifin C Noer melihat potensi akting Joice Erna, dan diajaknya bermain di film Suci Sang Primadona (1977), film ini juga debut Arifin C Noer sebagai sutradara. Ternyata, penampilan pertamanya itu membuat kejutan. Dia menang untuk pemeran utama wanita terbaik FFI 1978. Setelah itu, karirnya di film semakin menanjak.

3. SUPARMI
(SERANGAN FAJAR, Aktris Pembantu Terbaik FFI 1982)


Arifin C Noer memang piawai dalam mengarahkan pemain dlaam berakting, dna juga memilih pemain di filmnya. Walaupun kerap menampilkan bukan pemain terkenal, pemain-pemain pilihannya tetap menunjukkan akting yang prima. Salah satunya, Suparmi. Suparmi berangkat dari dunia ketoprak, belum pernah main film sebelumnya. Direkrut sang maestro untuk bermain di film Serangan Fajar (1981), menjadi nenek Temon. Penampilannya sungguh berkesan. Chemistry antara Suparmi dengan Dani Marsuni (Temon) begitu tercipta. Keduanya diganjar penghargaan di FFI 1982. Suparmi untuk pemeran pembnatu wanita terbaik, Dani Marsuni untuk Pemain Cilik Terbaik.

4. DRA. NINIEK L. KARIM
(IBUNDA, Aktris Pembantu Terbaik FFI 1986)


Akademisi ini memang sudah lama berteater di sanggar Teater Populer, pimpinan Teguh Karya. Disaat rekan-rekannya sudah terjun ke film, Niniek lebih memprioritaskan studinya di UI. Di saat usianya sudah cukup matang, 36 tahun, dan sudah menjadi dosen di almamaternya, dia menerima ajakan gurunya, Teguh Karya, untuk bermain film. Niat semula hanya untuk melepas kangen berakting bersama rekan-rekannya. Bersama Tuti Indra Malaon, dan Alex Komang, Niniek bermain film untuk pertama kali, dalam Ibunda (1986). Perannya sebagai Farida yang cukup mencuri perhatian, masuk nominasi pemeran pembantu wanita. Semula tak ada yang mengenal siapa Niniek L Karim, apalagi dia masuk unggulan melawan para pemain yang sudah lebih senior darinya, Rima Melati, Rina Hassim, Ully Artha, dan Ria Irawan. Tak disangka, dia dinyatakan sebagai pemenang. Sebuah kejutan. Iseng-iseng berbuah Piala Citra. Iseng-iseng ini kemudian berlanjut di tahun 1989, meraih Citra kedua untuk film Pacar Ketinggalan Kereta. Prioritas utamanya memang untuk mengabdikan di dunia pendidikan dan psikologi, film hanya hobi. Hal ini terlihat dari jarangnya ia tampil di film atau televisi.

5. ZORAYA PERUCHA
(YANG TERLARANG YANG TERSAYANG, Nominee Pemeran Utama Wanita FFI 1984 / Pendatang Baru Terbaik FFI 1984)


Tak dinanya, mantan atlet renang ini bisa bermain cukup bagus di film pertamanya, Yang Terlarang Yang Tersayang, karya Ami Prijono. Disitu ia beradu akting dengan Rano Karno, Zoraya berperan sebagai Sita, seorang hostes yang menjalin hubungan asmara dengan seorang mahasiswa yang usianya dibawah dia. Aktingnya mendapat unggulan FFI 1984 untuk pemeran utama wanita, dan dia disejajarkan dengan aktris-aktris kelas berat lainnya, Christine Hakim, Lidya Kandou, Meriam Bellina, dan Jenny Rachman. Walau kalah oleh Meriam Bellina, tapi dewan juri FFI 1984 memberikan penghargaan khusus kepadanya sebagai pendtaang baru terbaik.

6. LENNY MARLINA
(ANANDA, Pendatang Baru Terbaik Asian Film Festival 1971)


Bintang temuan Usmar Ismail. Kemunculan pertama Lenny Marlina di film Ananda (1970) seklaigu menjadi filmografi terakhir Usmar Ismail. Berkat arahan Usmar, Lenny mendapat penghargaan di Asian Film Festival 1971 untuk pendatang baru terbaik. Setelah itu, Lenny Marlina yang berbakat itu dengan cepat menjadi aktris populer tanah air.

7. MARINI
(CINTA, Pendatang Baru Terbaik FFI 1976 / The Excellent Actress - Twin Lion Award 1976)


Pertama dikenal publik sebagai penyanyi, kemudian Wim Umboh mengajaknya main film Cinta (1975) bersama aktor Ratno Timoer. Ternyata penampilannya tidak mengecewakan. Marini langsung mendapat penghargaan sebagai pendatang baru terbaik di FFI 1976, selain itu mendapat "Twin Lion Award" 1976 di Korea sebagai The Excellent Actress. 
Kemudian Marini banyak sekali membintangi film-fiolm drama dan penuh derai air mata, seperti Jangan Menangis Mama (1977) dan Anna Maria (1979).

8. ADI KURDI
(GADIS PENAKLUK, Nominee Pemeran Utama Pria FFI 1981 / Aktor Pendatang Baru Terbaik FFI 1981)


Aktor ini memulai karir di panggung teater, pertama kali main di film Gadis Penakluk (1980), namanya menjadi mencuat. Film ini juga memberinya nominasi FFI 1981 untuk pemeran utama pria, disamping juga mendapat medali PARFI untuk aktor harapan atau aktor pendatang baru terbaik.

9. DYAN HASRI
(USIA 18, Nominee Pemeran Utama Pria FFI 1981)


Kemunculan pertamanya cukup unik. Langsung disutradarai oleh Teguh Karya di film Usia 18 (1980), bermain bersama Yessy Gusman. Penampilan perdananya langsung mendapat apresiasi di FFI 1981 untuk unggulan pemeran utama pria. Film kedua, di tahun yang sama, juga film yang berbobot, karya Slamet Rahardjo, Seputih Hatinya Semerah Bibirnya.

10. RUDY WOWOR
(TJOET NJA' DHIEN, Nominee Aktor Pembantu FFI 1988)


Eros Djarot merekrutnya main di film epik Tjoet Nja' Dhien (1986), sebagai salah satu kompeni Belanda. Sebelumnya, Rudy yang memang berdarah Indo Belanda ini, dikenal sebagai penata tari di beberapa film. Penampilan pertamanya di film Tjoet Nja' Dhien, mendapat apresiasi dengan masuk unggulan pemeran pembantu pria FFI 1988, namun kalah oleh Didi Petet. Sampai sekarang, Rudy Wowor tetap eksis, dan juga kerap tampil sebagai kompeni untuk film-film perjuangan, seperti Darah Garuda.

11. ALM. RYAN HIDAYAT
(ANNA MARIA, Nominee Pemeran Utama Pria FFI 1980 / Aktor Cilik Terbaik FFI 1980)


Memulai karir sejak umur 4 tahun, tapi sebagai bintang iklan untuk berbagai produk. Pada saat masih anak-anak, tepatnya 9 tahun, diajak main oleh sutradara Hasmanan untuk film Anna Maria (1979), disitu Ryan menjadi Boy, anak Marini. Akting mengesankan di film pertama itu menghasilkan nominasi aktor utama terbaik pada FFI 1980. Tapi Ryan cuma berhasil meraih gelar aktor cilik terbaik. Kemudian terus bermain sebagai bintang cilik hingga film Satria Bergitar (1983).

12. FARAH MEUTHIA
(YUYUN PASIEN RSJ, Nominee Pemeran Utama Wanita FFI 1980 / Pemain Harapan FFI 1980)


Aktris Farah Meuthia memulai debutnya di film lewat film Yuyun Pasien Rumah Sakit Jiwa, karya Arifin C Noer. Pertama kali main film, langsung dapat peran utama, disutradarai oleh sineas sekaliber  Arifin C noer, serta langsung mendapat unggulan dan penghargaan adalah pencapaian dari Farah Meuthia. Permainannya yang emosional sebagai pasien rumah sakit jiwa ini mendapat unggulan di FFI 1980 untuk pemeran utama wanita serta medali emas PARFI untuk pemain harapan wanita. 


1 komentar:

  1. ceritain donk tntang ryan hidayat kalo bsa kirim ke bloggerku dessy barbara.
    pi log g bsa g pa".
    terimakasih :-D .

    BalasHapus