DEWI IRAWAN
Aktris
Genre : Drama
Tahun Aktif : 1973 - sekarang
Quote :
"Dulu saya sering nolak film walaupun ditawarkan jadi peran utama, karena saya sangat selektif dan tidak mau ada adegan kissing"
10. VIVI - Kemilau Kemuning Senja (Hasmanan, 1980)
Film ini diadaptasi dari novel Mira W. Menjadi anak Bastian (Sophan Sophiaan) yang kehilangan sosok ibu kandung. Vivi dekat dr. Friska (Widyawati) yang dekat dengan ayahnya. Vivi selalu mengadukan persoalan keluarga dia dan ayahnya kepada Friska, yang membuat Frsika terlibat jauh dalam urusan keluarga Bastian. Dalam film ini, Vivi juga membuat ulah dengan mencoba bunuh diri karena masalah cinta.
9. SANTI - Belas Kasih (Bambang Irawan, 1973)
Film pertama Dewi Irawan, saat usia 10 tahun. Disutradarai oleh ayahnya, Bambang Irawan dan diproduksi oleh perusahaan milik Bambang Irawan, Agora Film.
Santi (Dewi Irawan) dan teman-temannya satu yayasan panti asuhan
sedang mengadakan tamasya di pantai. Ketika Santi dan Tina teman satu
yayasannya sedang bermain bola plastik, tanpa sengaja Santi melempar
bola kearah gelas minuman pasangan suami istri yang bernama Ibu Hartono
(Tatiek Tito). Santi minta maaf, namun Ibu Hartono tidak marah
karenanya. Pasangan Pak Hartono (Bambang Supeno) dan Ibu Hartono adalah
pasangan yang sudah lama mendambakan kehadiran seorang anak, namun belum
dikasih juga. Hingga keduannya memutuskan untuk mengadopsi anak dari
yayasan panti asuhan.
Dan pilihannya jatuh pada Santi, yang memang sudah mencuri hati
sepasang suami istri tersebut. Dalam pelepasan Santi, disajikan lagu
Bintang kejora yang dinyanyikan oleh teman-teman Santi satu panti
asuhan. Diantara teman-teman Santi, Tinalah teman terdekat yang selalu
menjadi tempat curahan hatinya. Sebelum dibawa oleh keluarga Hartono,
Santi diberikan boneka hasil buatan Tina. Mereka berdua pun akhirnya
berpamitan, dan Santi dibawa oleh keluarga Hartono. Hari-hari tinggal dirumah keluarga Hartono begitu Indah dirasakan
oleh Santi, Bapak dan Ibu Hartono sangat menyayangi Santi. Kehadiran
Santi membuat hidup keluarga Hartono lebih bahagia, liburan dan
jalan-jalan serta apa yang dibutuhkan Santi selalu dipenuhinya.
Keberkahan kehadiran Santi di rumah keluarga Hartono bertambah setelah
Ibu Hartono akhirnya mengandung anaknya. Bapak dan Ibu Hartono pun makin
sayang terhadap Santi.
Hingga suatu ketika Bapak Hartono harus di tugaskan belajar ke
Jepang, datanglah kakak Pak hartono yang biasa dipanggil Bu Dhe (Chitra
Dewi) yang ditugaskan untuk menjaga istrinya yang sedang hamil sampai
tugas belajar Pak Hartono selesai. Bu Dhe adalah seorang perawan tua
yang hingga usianya mulai beranjak tua belum juga menikah.
Kehadiran Bu Dhe membawa malapetaka bagi Santi sejak pertemuan
pertama kehadiranya, Ia sudah bersikap tidak bersahabat dengan Santi.
Santi sering di bentak dan di perlakukan seperti pembantu oleh Bu Dhe.
Santi merasa tidak betah dan sering mengadu kepada pembantu rumah
bernama Harjo (Harjo Muljo). Sementara itu Ibu Hartono sendiri tidak
bisa berbuat apa-apa melihat kelakuan kakak Iparnya pada Santi. Kerjaan
Budhe hanya marah-marah dan ngomel. Pekerjaan yang bukan seharusnya
dilakukan Santi, harus dikerjakan Santi. Santi dianggap anak yang tidak
jelas asal usulnya, tinggal di kolong jembatan dan kata-kata lain yagn
sangat menyakitkan Santi.
Suatu hari ketika sedang menjerang air, disuruhlah santi oleh Budhe
untuk mematikannya. Namun tanpa sengaja Santi menumpahkan air yang baru
saja mendidih, dan akhirnya mengenai Bu Hartono hingga terjatuh. Budhe
marah besar pada santi karena menganggap santi anak pungut yang tidak
bisa diuntung dan memukulnya. Santi pun bersedih, akhirnya ditengah
turunnya hujan, dengan emmakai baju seragam yang dulu di pakai dari
yayasan panti asuhan, Santi pun kabur dari rumah Bu Hartono menuju panti
asuhannya.
Sementara itu di rumah sakit Bu Hartono selalu memanggil-manggil nama
Santi, hingga Budhe panic dan menyuruh Harjo menjemput Santi dirumah.
Namun Santi tidak ditemukan, Harjopun akhirnya mencari keberadaan Santi
di sudut-sudut jalan, namun tidak ditemukan. Akhirnya melalui petunjuk
Harjo, diketahui kalau santi pernah bilang akan kembali ke yayasan.
Pak Hartono akhirnya dipercepat kepulangannya dan langsung menemui
istrinya di rumah sakit yang selalu menanyakan Santi. Namun Pak Hartono
selalu menutupi keberadaan Santi. Akhirnya Santipun dijemput dari panti
asuhan oleh Pak Hartono dan Budhe. Budhe minta maaf pada Santi,
akhirnya Santi mau dibawa kembali oleh keluarga Hartono.
8. LIDIA - Kembang Semusim (MT Risyaf, 1980)
8. LIDIA - Kembang Semusim (MT Risyaf, 1980)
Menjadi Lidia, anak Mieke Wijaya dan Rachmat Hidayat, memiliki saudara tiri, Mirna (Marissa Haque) yang juga menaruh hati pada satu pria yang sama, Rusdi (Rano Karno). Cinta Lidia pada Rusdi ditolak, frustasi dan berpesta ria dengan kawan-kawannya. Ayahnya, Wijaya, juga sedang mengalami masa suram dalam
bisnisnya. Sementara ibunya Farida yang bekerja untuk menghidupi
keluarga itu disalah-salahkan, dan agaknya sudah lama menahan beban
keluarga "kacau" itu.
7. PROFESSOR ARNI - Berbagi Suami (Nia Dinata, 2006)
Walaupun tampil sebentar, tapi permainannya cukup mengesankan. Sebagai professor yang menentang praktek poligami, beradu argumen dengan dr. Salma (Jajang C Noer) dalam sebuah acara televisi yang dipandu oleh Maudy Koesnaedy.
6. IBUNDA SISKA - Badai Pasti Berlalu (Teddy Soeriaatmadja, 2007)
Berperan sebgaai ibunya Siska (Raihanuun), sebelumnya di tahun 1977, peran ini dimainkan Mieke Wijaya, dan di film ini, peran ayah Siska adalah Slamet Rahardjo Djarot. Karakternya memang menjadi ibu yang sabar, penyayang dan pemendam masalah anak-anaknya. Salah satu adegan paling berkesan adalah adegan romantis Slamet Rahardjo menyanyikan lagu Sabda Alam kepada Dewi Irawan di saat ulang tahun perkawinan mereka.
5. YANTI - Takdir Marina (Wahab Abdi, 1986)
Dewi Irawan bermain bersama Ikang Fawzy, Ida Iasha, Roy Marten dan lain-lain, dimana Dewi berperan sebagai Yanti, wanita yang lebih mengejar karir sehingga perkawinannya dengan suaminya Adrian (Ikang Fawzy) menjadi hampa. Perkawinan mereka terjadi hanya karena pertemanan sejak kecil, dan Adrian lebih menaruh hati pada kakak iparnya sendiri, Marina (Ida Iasha).
4. TINING - Sebening Kaca (Irwinsyah, 1985)
Dalam film drama adaptasi novel ini, Dewi bermain bersama Marissa Haque dan Ray Sahetapy. Tining, karakter yang diperankan Dewi, seorang wanita tabah yang telah diceraikan suaminya, Effendi (Ray Sahetapy) yang sifatnya manja dengan ibunya, kekanak-kanakan. Mantan suaminya itu menikah kembali dengan sahabat Tining, Yanti (Marissa Haque) yang nasibnya sama dengan Tining, diperlakukan serupa oleh Effendi. Tining selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada Yanti untuk tabah dan tegar.
3. ASTUTI - Cinta Yang Terjual (Yazman Yazid, 1986)
Kembali bermain bersama Ray Sahetapy, Dewi berperan sebagai Astuti, yang terpaksa meninggalkan kekasih yang dicintainya, Yanto (Ray Sahetapy) untuk menikah dengan pria lain, demi keluarganya. Nasib Cinta Yang Terjual ini kembali dialami oleh Yanto, ketika dia sudah tidak dendam lagi pada Astuti.
2. HALIMAH - Titian Serambut Dibelah Tujuh (Chaerul Umam, 1982)
Akting yang bagus Dewi Irawan, salah satunya dilihat di film drama berat Titian Serambut Dibelah Tujuh. Halimah, seorang gadis desa yang diperkosa oleh Arsad (Soultan Saladin), seorang pemuda berandalan. Halimah kemudian dianggap sakit jiwa oleh penduduk desa. Perannya ini memberinya nominasi pertama di FFI 1983, sebagai pemeran utama wanita terbaik.
1. NYAI KERTAREDJA - Sang Penari (Ifa Isfansyah, 2011)
Dewi Irawan mendapat tantangan peran, dimana ia harus mempelajari budaya sosial Banyumas (masa lampau). Dewi
menggambarkan Nyai Kertareja sebagai sosok wanita penolong sekaligus
keji, memelihara dan memanfaatkan Srintil untuk memperkaya diri. Dewi
memang pantas mendapatkan apresiasi melalui piala Citra yang telah
diterimanya sekaligus penghargaan terhadap dedikasinya untuk film
Indonesia selama puluhan tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar