JAJANG C NOER
Aktris, Sutradara
Genre : Drama
Tahun Aktif : 1977 - sekarang
Quote :
"Percaya pada diri sendiri, apapun risikonya, kesulitannya, dan konsekuensinya"
Quote :
"Percaya pada diri sendiri, apapun risikonya, kesulitannya, dan konsekuensinya"
1. MBAK YANI - Bibir Mer (Arifin C Noer, 1991)
Penampilan terbaik Jajang C Noer
sebagai aktris film juga dapat kita lihat di film Bibir Mer, karya bioskop
terakhir suaminya, Arifin C Noer. Jajang C Noer mendapatkan peran Mbak Yani
setelah Titiek Puspa dan Widyawati menolaknya karena suatu hal. Ketika Arifin C
Noer berpikir untuk Tatiek Wardiono yang memerankan, Jajang pun berinisiatif
menawarkan diri, dan akhirnya dia dapat peran itu. Dan keberuntungan itu
berlajut dengan kemenangannya meraih Piala Citra di FFI 1992. Karakter Mbak
Yani sendiri, adalah pemilik salon yang berusia setengah baya, memiliki
hubungan sangat luas di kalangan atas. Ia menaruh perhatian lebih pada karyawati
salonnya, Maria atau Maryati (Bella Esperance), yang sebenarnya adalah anaknya
dengan seorang pengusaha.
2. BUNDA - Eliana Eliana (Riri Riza, 2002)
Di awal kebangkitan perfilman Indonesia di awal 2000-an, Jajang C Noer termasuk aktris yang produktif dengan bermain di film-film berkarakter. Salah satunya Eliana, Eliana. Dalam film arahan Riri Riza ini, Jajang bermain gemilang sebagai Bunda yang datang ke Jakarta menyusul anaknya, Eliana (Rachel Maryam), dan mengajak Eliana untuk kembali ke Padang bersamanya. Bunda selanjutnya terlibat dalam masalah yang dihadapi Eliana di Jakarta, dan perjalanan ibu dan anak ini memberikan penjelasan secara sendirinya tentang hubungan mereka dan membuat mereka saling memahami dan mengerti. Dalam film ini, Jajang memberikan empat bentuk kemarahan yang ditampilkan oleh karakter Bunda. Empat bentuk itu, Jajang mengeluarkan kemarahan dengan teriak, ada juga kemarahan yang tertahan, dan kemarahan yang ditampilkan dengan ekspresi dingin, Semua berhasil dieksekusi Jajang C Noer dan membuat karakter Bunda sebagai manusia yang utuh. Permainannya ini membuatnya menang di ajang Cinefan Film Award 2002, kemudian Jajang dan Rachel menjadi pasangan aktris terbaik di Deauville Asian Film Fetival di Prancis tahun 2003, dan nominasi aktris terbaik FFI 2004.
3. dr. KARTINI - 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita (Robby Ertanto Soediskam, 2010)
Jajang C Noer berperan sebagai dr. Kartini, ia adalah seorang ginekolog yang bertugas di sebuah rumah sakit. Dalam praktiknya, Kartini juga melakukan pendekatan emosional kepada pasienya sehingga pasien-pasiennya merasa nyaman. Di antara pasien-pasiennya ada enam orang wanita dengan permasalahannya masing-masing. Selain bersinggungan dengan pasien-pasienya, dr. Kartini pun harus berjuang mengatasi masa lalunya dan dr. Anton ( Hengky Solaiman). Namun, perlahan-lahan, jalan takdir menentukan bahwa setiap karakter-karakter tersebut ternyata saling berhubungan dan mempengaruhi. Juga mempengaruhi pandangan Kartini tentang arti cinta dan bagaimana seharusnya wanita menyikapi hidupnya. Karakter dr. Kartini disini cukup sulit dan memberi tantangan kepada Jajang C Noer untuk dapat memberikan yang terbaik. Ternyata hasilnya tak mengecewakan. Peran dr. Kartini yang diperankan Jajang C Noer membawanya masuk ke deretan calon aktris terbaik di berbagai ajang penghargaan film tanah air tahun 2010.
4. dr. SALMA - Berbagi Suami (Nia Dinata, 2006)
Peran yang berbeda untuk Jajang, seorang perempuan yang dimadu oleh suaminya. Salma, seorang dokter kandungan memiliki seorang suami, Pak Haji (El Manik) yang menikahi perempuan-perempuan lain, dan Salma menerima nasibnya meski berat ia alami, karena Nadim (Winky Wiryawan) anak semata wayangnya yang menjadi alasana bagi Salma untuk bertahan dengan kehidupan poligami. Sebuah film yang mengangkat tema berbeda, dan terdiri dari 3 bagian kehidpan poligami yang terjadi di masyarakat kita.
Jajang cukup dapat memerankan Salma dengan baik dan lumayan menjadi magnet untuk film ini. Dia berhasil menciptakan karakter Salma yang selalu memendam perasaannya dan seorang istri yang 'manut' pada suaminya, dan satu hal lagi, Salma menggunakan kerudung (jilbab), memberikan pengalaman dan tantangan baru bagi Jajang C Noer.
5. ASIMAH - Mata Tertutup (Garin Nugroho, 2012)
Asimah (Jajang C. Noer) seorang ibu yang kebingungan setelah anaknya, Aini diculik oleh sekelompok orang yang tergabung dalam organisasi Islam fundamental. Setelah mencari informasi sana sini, akhirnya Asimah pun tahu, ternyata anaknya telah direkrut untuk menjadi simpatisan NII (Negara Islam Indonesia).
Asimah adalah sosok yang lain. Dia adalah ibu yang terbelenggu kisah
masa lalu. Dia tak ingin kisah hidupnya yang getir juga menular ke
anaknya, Aini. Sebagai ibu, Asimah terlalu kaku mengekang Aini. Rizal,
sepupunya, menganggap Aini hanya minggat sementara untuk lari dari
kekangan ibunya, sementara Asimah percaya bahwa Aini hilang di rekrut
NII.
Satu hal yang menarik adalah Jajang C Noer adalah satu-satunya aktris professional yang main di film ini, dan tak dapat dipungkiri bahwa permainan beliau di film ini sangat gemilang dan mampu membawa penonton larut dalam emosi dan konflik batin Asimah.
Memerankan karakter Mbak Wied, seorang dokter di suatu tempat rehabilitasi anak-anak cacat, dan tempat curahan hati dari seorang wanita bernama Renjani (Ria Irawan). Penampilan Jajang di film ini cukup berkesan.
7. NAWARA - Batas (Rudi Soedjarwo, 2011)
Karakter lain ditampilkan Jajang di
film besutan Rudi Soedjarwo dan Marcella Zalianty ini. Menjadi perempuan suku
dayak bernama Nawara, yang di film ini bersama Panglima Adayak (Piet Pagau)
berusaha untuk menyingkirkan batas di antara hubungan mereka erdua yang mulai tercipta
emenjak kematian puteri dari Nawara, yang merupakan menantu dari Panglima
Adayak. Penampilan Jajang di film ini salah satu yang terbaik, dan yang menarik
karena Jajang memainkan logat khas di film ini.
8. NANCY - Matahari Matahari (Arifin C Noer, 1985)
Dalam film drama sosial Matahari Matahari Arifin C Noer menghadirkan tokoh Nancy, diperankan bagus oleh Jajang C. Noer, Nancy adalah seorang perempuan muda yang tampaknya gagal menjadi novelis, dan agak berubah ingatan. Di mana ia berada selalu mencaci orang-orang kaya dan mencoba mempertahankan keaslian budaya sendiri. Itu makanya ia mengagumi Warga (Wawan Wanisar) ketika masih gelandangan, karena laki-laki itu masih berbau wangi desa. Arifin C Noer sebagai penulis cerita, skenario dan sutradara mengatakan bahwa Nancy adalah prototipe seniman-seniman Indonesia,
yang mencoba membela kemiskinan tapi tak tahu kenyataan sosial
sebenarnya. Peran Nancy memberikan ruang yang cukup bagi Jajang C Noer untuk mengeksplor kemampuan aktingnya, dan Jajang pun berhasil mencuri perhatian penonton di film ini.
9. HETTY - Dilema
(Adilla Dimitri, Robert Ronny, Robby Ertanto, Rinaldy Puspoyo, 2012)
Jajang C Noer menjadi Hetty, dia adalah
seorang wanita yang setia hanya kepada satu boss, yaitu SW (Roy Marten).
Puluhan tahun ia mengabdi kepada SW sebagai asisten pribadi, sekretaris, dan
orang yang akan terus mendampingi boss-nya hingga akhir hayat. Itulah tujuan
hidupnya. Hetty tidak punya pilihan lain karena ia tahu terlalu banyak rahasia
kehidupan SW. Selama mengabdi kepada SW, Hetty merasa hidupnya akan aman karena
ia tahu betul reputasi SW dan apa yang bisa dilakukan boss-nya ini kepada
apapun atau siapapun yang berani melawannya. Jajang tampil begitu bagus dengan
karakter dingin dan terlihat setia dengan boss-nya yang diperankan Roy Marten.
Ditambah pula dengan penampilan outlook yang meyakinkan sebagai sekretaris di
usia matang.
10. FITRI - Cinta Setaman (Harry Dagoe Suharyadi, 2008)
Di film omnibus dengan banyak ensemble cast ini, Jajang C Noer termasuk pemain yang menampilkan akting yang paling bagus dan menjadi mood booster dalam menonton film dengan banyak segmen ini. Segmen terakhir, "Pisang Ambon Teman Rio", Jajang memberikan penampilan terbaiknya, menjadi seorang ibu yang mempertanyakan kembali niat naik hajinya setelah mendapati bahwa uang yang diberikan anaknya (diperankan Alex Abbad) didapat dari pekerjaan sebagai gigolo.
* Special Mention
Karya sebagai Sutradara
1. Film Dokumenter : SELASIH (NAMA SAYA SELASIH)
On the Record vol. 1
Selasih, nama samaran Sariamin Ismail, lahir di Sumatera Barat tahun 1909. Pada mulanya diberi nama Basariah, namun nama ini kemudian diganti dengan Sariamin. Sesudah menanjak karirnya sebagai pengarang pada tahun '30-an, Selasih menggunakan nama samaran lain seperti Seleguri, tapi karya-karya yang paling terkenal diterbitkan di bawah nama "Selasih". Selasih sangat produktif dan telah menerbitkan puluhan buku sebelum wafat pada tahun 1995. Terkenal karena sifat kemandiriannya, sebagian besar karangannya mendukung perluasan kesempatan untuk perempuan.
On the Record vol. 1
Selasih, nama samaran Sariamin Ismail, lahir di Sumatera Barat tahun 1909. Pada mulanya diberi nama Basariah, namun nama ini kemudian diganti dengan Sariamin. Sesudah menanjak karirnya sebagai pengarang pada tahun '30-an, Selasih menggunakan nama samaran lain seperti Seleguri, tapi karya-karya yang paling terkenal diterbitkan di bawah nama "Selasih". Selasih sangat produktif dan telah menerbitkan puluhan buku sebelum wafat pada tahun 1995. Terkenal karena sifat kemandiriannya, sebagian besar karangannya mendukung perluasan kesempatan untuk perempuan.
Dokumenter ini digarap Yayasan Lontar dengan sutradara Jajang C Noer, editor Karsono Hadi dan tata kamera oleh Arya Teja.
2. BUKAN PEREMPUAN BIASA (Jajang C Noer, 1996)
Sepeninggal sang suami, Arifin C Noer di tahun 1995, membuka pintu baru bagi Jajang C Noer, untuk mengikuti sang suami menjadi seorang sutradara. Almarhum Arifin C Noer berpulang meninggalkan warisan berupa naskah sinetron Bukan Perempuan Biasa yang baru diproduksi sebanyak tujuh episode. Setelah mendapat rekomendasi dari sutradara Ahmad Yusuf, Jajang memantapkan langkah untuk melanjutkan proyek tersebut. Hasilnya mengejutkan dan tak disangka-sangka, sinetron pertama yang digarap Jajang, berhasil menorehkan prestasi, dari segi kualitas dan komersial. Bukan Perempuan Biasa yang dibintangi Christine Hakim itu meraih Piala Vidia FSI 1997 untuk drama seri terbaik, selain itu Desy Ratnasari juga meraih Piala Vidia untuk pemeran pembantu wanita terbaik. Sinetron ini juga meraih rating yang tinggi dan mendapatkan iklan yang banyak. Sebuah pembuktian bahwa Jajang C Noer adalah sineas yang lengkap dan mumpuni.
2. BUKAN PEREMPUAN BIASA (Jajang C Noer, 1996)
Sepeninggal sang suami, Arifin C Noer di tahun 1995, membuka pintu baru bagi Jajang C Noer, untuk mengikuti sang suami menjadi seorang sutradara. Almarhum Arifin C Noer berpulang meninggalkan warisan berupa naskah sinetron Bukan Perempuan Biasa yang baru diproduksi sebanyak tujuh episode. Setelah mendapat rekomendasi dari sutradara Ahmad Yusuf, Jajang memantapkan langkah untuk melanjutkan proyek tersebut. Hasilnya mengejutkan dan tak disangka-sangka, sinetron pertama yang digarap Jajang, berhasil menorehkan prestasi, dari segi kualitas dan komersial. Bukan Perempuan Biasa yang dibintangi Christine Hakim itu meraih Piala Vidia FSI 1997 untuk drama seri terbaik, selain itu Desy Ratnasari juga meraih Piala Vidia untuk pemeran pembantu wanita terbaik. Sinetron ini juga meraih rating yang tinggi dan mendapatkan iklan yang banyak. Sebuah pembuktian bahwa Jajang C Noer adalah sineas yang lengkap dan mumpuni.
3. IBU (Jajang C Noer, 1998)
Setelah menggarap Bukan Perempuan Biasa, Jajang kembali membuat karya dengan sorot utama karakter perempuan, kali ini seorang ibu yang sudah sepuh (diperankan Nani Somanegara) yang memiliki anak-anak yang sudah menjalani kehidupan masing-masing. Konflik utama terletak pada hubungan antara ibu dengan anak, mertua dengan menantu, adik dengan kakak dan seputar keluarga itu. Hanya 13 episode, namun jalan ceritanya menarik untuk diikuti, dan sesuai dengan realitas yang terjadi di masyarakat. Hal yang menarik juga, adalah setiap episode sinetron in, ditutup dengan adegan di sebuah coffee shop dan menampilkan para penyanyi ternama membawakan lagu-lagu mereka. Diantaranya Krisdayani, Iis Dahlia, Sudjiwo Tedjo, dan lain-lain. Jajang C Noer berhasil mengarahkan deretan ensemble cast IBU dengan baik, terlihat dari penampilan Marini Zumarnis, Dicky Wahyudi dan Cut Tari yang tidak mengecewakan, dan tentunya ditambah dengan penampilan prima para pemain senior seperti Nani Somanegara, Reggy Lawalata, Rudy Salam, dan Dwi Yan.
4. FTV - TIDAK SEMUA LAKI-LAKI (Jajang C Noer, 2001)
Drama lepas ini termasuk yang istimewa, karena ditulis oleh almarhum Arifin C Noer. Inti ceritanya adalah seorang perempuan yang mengalami trauma dengan laki-laki. Diperankan bagus oleh pemain-pemain sekelas Nurul Arifin, Rina Hassim, dan Rachmat Hidayat.
Drama lepas ini termasuk yang istimewa, karena ditulis oleh almarhum Arifin C Noer. Inti ceritanya adalah seorang perempuan yang mengalami trauma dengan laki-laki. Diperankan bagus oleh pemain-pemain sekelas Nurul Arifin, Rina Hassim, dan Rachmat Hidayat.
5. FTV - JAKARTA SUNYI SEKALI DI MALAM HARI (Jajang C Noer, 2001)
Diadaptasi
dari cerpen Jujur Prananto di harian Kompas tahun 2000, berjudul Jakarta Sunyi
Sekali di Malam Hari, adalah sebuah kesaksian atas kerasnya kehidupan kota
Jakarta yang menimpa seorang bapak bernama Mudakir yang hendak mengunjungi anaknya
yang telah lama tidak pulang kampung atau memberi kabar. Malangnya, si bapak
malah tersesat setelah uangnya habis ditipu seorang perempuan hingga akhirnya
menggelandang bertahun-tahun dan hidup tak menentu dan terpisah dari keluarga. Ditulis
sendiri oleh Jujur Prananto, dimainkan oleh Rachmat Hidayat sebagai Mudakir,
Maudy Koesnaedy, Adjie Pangestu dan Jajang C Noer sendiri sebagai wanita
pemijat.
6. Pertujukan Drama "VAGINA MONOLOG" (2002)
Jajang C Noer menyutradarai pertunjukan drama Vagina Monolog di Taman Ismail Marzuki. Pertunjukan drama yang naskah aslinya diambil dari terjemahan buku karya Eve ensler itu melibatkan sejumlah tokoh publik wanita ternama, seperti Ratna Riantiarno, Rima Melati, Ria Irawan, Ayu Azhari, Nursjahbani Katjasungkana, Enno Lerian dan lain sebagainya. Pementasan Vagina Monolog kali ini dimaksudkan sebagai pentas penggalangan dana bagi program penaggulangan perdagangan perempuan dan anak, sekaligus memperingati Hari Perempuan.
7. FTV “JODOH” (Jajang C Noer)
Produksi PRIMA ENT - 2001,
Pemain : Mathias Muchus, Sigit Hardadi
8. FTV “TEMANI AKU CINTA” (Jajang C Noer)
Produksi PRIMA ENT - 2001,
Pemain : Tengku Firmansyah, Cindy Fatika
9. FTV “MAE SAHABATKU” (Jajang C Noer)
Produksi PRIMA ENT -2002
10. FTV “BIARKAN CINTA MENJADI MILIKMU” (Jajang C Noer)
Produksi PRIMA ENT - 2002,
Pemain : Rionaldo Stockhorst, Bunga Citra Lestari
11. FTV “SEMUA BILANG CINTA” (Jajang C Noer)
Produksi PRIMA ENT - 2002
12. FTV “ANTARA PENGGORENGAN DAN TEMPAT TIDUR” (Jajang C Noer)
Produksi PRIMA ENT - 2002
Skenario : Viva Westi
13. FTV “MAWAR MERAH DAN MAWAR PUTIH” (Jajang C Noer)
Produksi PRIMA ENT - 2002
14. ARISAN THE SERIES (Jajang C Noer, 6 Episode)
Produksi Kalyana Shira Film dan ANTV
Pemain : Tora Sudiro, Cut Mini, Surya Saputra, Aida Nurmala, Rachel Maryam
Nominee Drama Seri Terbaik, Piala Vidia 2006
Prestasi
1. Pemeran Pembantu Wanita Terbaik FFI 1992 (Bibir Mer)
-- Nominee lain : Nunu Datau (Rini Tomboy), Paramitha Rusady (Kuberikan Segalanya)
2. Best Actress Cinefan Award 2002 (Eliana Eliana)
3. Pasangan aktris terbaik di Deauville
Asian Film Festival di Prancis tahun 2003 (bersama Rachel Maryam di film
Eliana, Eliana)
4. Nominee Pemeran Utama Wanita
FFI 2004 (Eliana Eliana)
-- Nominee lain : Christine Hakim
(Pasir Berbisik), Dian Sastrowardoyo (Pasir Berbisik), Dian Sastrowardoyo
(Ada Apa Dengan Cinta?), Rachel Maryam (Eliana Eliana)
5. Nominee Pemeran Utama Wanita
FFI 2006 (Berbagi Suami)
-- Nominee lain : Luna Maya (Ruang), Nirina
Zubir (Heart), Shanty (Berbagi Suami), Titi Kamal (Mendadak Dangdut)
6. Nominee Pemeran Utama Wanita FFI
2010 (7 Hati 7 Cinta 7 Wanita)
-- Nominee lain : Fanny Fabriana (Hari
Untuk Amanda), Laura Basuki (3 Hati 2 Dunia 1 Cinta), Ratu Tika Bravani
(Alangkah Lucunya Negeri Ini), Titi Sjuman (Minggu Pagi di Victoria Park)
7. Nominee Pemeran Pembantu Wanita
Piala Vidia 2005 (Senyum Untuk Dessy)
-- Nominee lain : Alyssa
Putri (Juli di Bulan Juni), Rindu AFI (Rocker Gitu Loh), Tati Aprilia
(Sayekti dan Hanafi)
8. Nominee Pemeran Utama Wanita Piala
Vidia 2011 (Sandal Butut)
-- Nominee lain :
Adinia Wirasti (Mahasmara), Happy
Salma (Tak Cukup Sedih), Maudy Koesnaedi (Si Doel Anak Pinggiran), Poppy
Sovia (Rocker Jadi Romantis)
9. Nominee Supporting Actress, MTV
Indonesia Movie Award 2004 (Biola Tak Berdawai)
-- Nominee lain :
Aida Nurmala (Arisan), Rachel Maryam
(Arisan), Dinna Olivia (Tusuk Jelangkung), Titi Kamal (Eiffel I'm In
Love)
10. Nominee Pemeran Utama Wanita
Indonesian Movie Award 2007 (Berbagi Suami)
-- Nominee lain:
Cornelia Agatha (Detik Terakhir),
Luna Maya (Ruang), Nirina Zubir (Mirror), Rachel Maryam (Anne Van Jogja)
11. Nominee Pemeran Utama Wanita
Indonesian Movie Award 2011 (7 Hati 7 Cinta 7 Wanita)
-- Nominee lain :
Titi Sjuman (Minggu Pagi Di Victoria
Park), Alexandra Gottardo (Tanah Air Beta),
Laura Basuki (3 Hati 2 Dunia 1 Cinta), Wulan Guritno (Demi Dewi)
12. IKJ Award 2012 untuk Aktris Terbaik
-- Nominee lain : Aty Kanser, Happy
Salma, Meriam Bellina, Revalina S Temat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar