Minggu, 22 Januari 2012

Review Film - "Kodrat" (1986)


Kodrat (1986)
Jenis Film : Drama

Sutradara             : Slamet Rahardjo Djarot
Cerita                  : Slamet Rahardjo Djarot

Skenario               : Slamet Rahardjo Djarot
Penata Kamera     : M. Soleh Ruslani
Penata Artistik     : MS. Bakti Saleh
Penata Musik        : Eros Djarot

Editor                  : Karsono Hadi


Pemain  


Slamet Rahardjo Djarot (Kodrat)
Anna Tairas (Susy)
Piet Pagau (Solikhin)
Bambang Sulistomo (Sofyan)
Darussalam (Mustakim)
Ida Iasha
Frans Tumbuan



Sinopsis

Sebuah drama dengan latar belakang kriminalitas. Kodrat (Slamet Rahardjo) merasa kehilangan sekali setelah sahabatnya, Solikhin (Piet Pagau) mati tertembak polisi. Mereka sama-sama berasal dari kaum miskin dan besar di asrama yatim piatu, hingga uang hasil jerih payah kejahatan mereka selalu disumbangkan pada asrama mereka. Kodrat ingin balas dendam, tapi oleh bossnya ia diperintahkan untuk mengakhiri pacar Solikhin. Ia tak rela. Ia serahkan Susy (Anna Tairas) pada polisi, dan pergi ke asramanya untuk menyerahkan seluruh kekayaannya. Bapak pengurus asrama, Mustakim (Darussalam) lalu membuka kedok Kodrat. Ia juga memberitahu bahwa yang menembak sahabatnya adalah alumnus asrama itu juga alias kawannya sendiri, Sofyan (Bambang Sulistomo). Maka klimaks berdarah tak terhindarkan. Bapak asrama yang mencoba melerai justru jadi korban.

Penghargaan
Festival
Kategori
Penerima / Nominee
Hasil
Festival Film Indonesia 1987 (Piala Citra)
Sutradara
Slamet Rahardjo Djarot
Menang
Festival Film Indonesia 1987 (Piala Citra)
Tata Kamera
M. Soleh Ruslani
Menang
Festival Film Indonesia 1987 (Piala Citra)
Pemeran Pembantu Pria
Darussalam
Menang
Festival Film Indonesia 1987 (Piala Citra)
Cerita
Slamet Rahardjo Djarot
Nominasi
Festival Film Indonesia 1987 (Piala Citra)
Skenario
Slamet Rahardjo Djarot
Nominasi
Festival Film Indonesia 1987 (Piala Citra)
Tata Musik
Eros Djarot
Nominasi
Festival Film Indonesia 1987 (Piala Citra)
Tata Artistik
MS Bakti Saleh
Nominasi
Festival Film Indonesia 1987 (Piala Citra)
Penyuntingan
Karsono Hadi
Nominasi
Festival Film Indonesia 1987 (Piala Citra)
Pemeran Utama Pria
Slamet Rahardjo Djarot
Nominasi
Festival Film Indonesia 1987 (Piala Citra)
Film

Nominasi

Review

Setelah menonton film ini di Sinematek Indonesia, saya langsung menganggap film Kodrat ini sebagai karya Slamet Rahardjo Djarot sebagai filmnya yang paling ‘gagah’. Film drama kriminal atau bisa dibilang film gangster, pada era itu bisa dikatakan jarang yang memiliki kualitas baik seperti film Kodrat ini. Memang tak dapat dipungkiri, ‘darah’ Teguh Karya dan Teater Populer tetap melekat pada karya-karya murid-murid atau jebolannya, selain Slamet, tentunya Eros Djarot dan Hengky Solaiman.

Slamet Rahardjo Djarot memiliki peranan penting dalam film ini, selain sebagai penulis cerita, skenario, sutradara, hingga sebagai pemeran utama Kodrat sendiri. Banyak peranan tersebut, ternyata tidak membuat Slamet ‘keteteran’. Penulisan skenario dapat diolah dan dikembangkan dengan baik oleh cerita yang kuat. Cerita dan skenario yang kuat tersebut membuat setiap karakter dalam film ini terasa pas porsinya. Karakter-karakter lain dapat bermain dengan seimbang walaupun tokoh sentralnya adalah Kodrat. Selain itu, saya yang menontonnya tidak terasa jenuh karena setiap adegan tidak bertele-tele dan memang penting untuk dilihat.

Tata Kamera yang menyorot setiap adegan drama, adegan tembak menembak, dan adegan di asrama yatim piatu terasa pas dan enak untuk dilihat. Tata musik yang ‘gagah’ oleh Eros Djarot tak perlu diragukan lagi, dan menjadi nilai tambah untuk film ini. Untuk gambar serta penyuntingan gambar, Kodrat tambah lebih baik setelah Kembang Kertas, karya Slamet sebelumnya di tahun 1985. Kedua film Slamet tersebut memiliki gambar yang bagus dan jernih, padahal kedua film tersebut dibuat di era 80an.

Segi pemeranan juga menjadi faktor utama dalam film ini. Kodrat yang diperankan Slamet Rahardjo sendiri, berhasil diperankannya dengan sangat baik. Karakter Kodrat mengingatkan saya pada karakter Vino G Bastian di film Serigala Terakhir (2009). Karakter utama yang berperan sebagai orang jahat, namun sebenarnya memiliki sisi yang baik dan juga memiliki romansa. Kodrat memiliki hubungan dengan dua wanita, Susy (Anna Tairas) dan Ida Iasha, yang menghasilkan seorang anak. Piet Pagau dan Bambang Sulistomo yang menjadi pemeran pendukung film ini juga berperan baik. Anna Tairas juga dapat tergali aktingnya, setelah akhirnya bermain di film berkualitas, seperti Kodrat ini. Ida Iasha walau masih terlihat kaku dan suaranya di sulih suarakan, tapi menjadi daya tarik tersendiri bagi film ini. Tokoh yang juga menjadi perhatian adalah Mustakim, bapak asrama, yang diperankan aktor veteran Darussalam. Karakter Mustakim dapat dimainkan dengan baik, dengan ekspresi dan intonasi yang pas, dan juga menjadi salah satu tokoh kunci dalam film ini.

Gaya penyutradaraan Slamet Rahardjo Djarot yang dapat mengarahkan setiap pemain dengan baik, dan berhasil mengeksekusi konsep ke dalam visual yang baik bagi penonton bioskop, rasanya memang pantas diganjar Citra, Sutradara Terbaik FFI 1987.

Kodrat, saya rasa merupakan salah satu masterpiece Slamet Rahardjo Djarot sebagai seorang sutradara.

Trivia
·      Film debutan Ida Iasha
·      Film ini dapat diakses dari Sinematek Indonesia













































Tidak ada komentar:

Posting Komentar