Kamis, 24 Januari 2013

#BestOf SLAMET RAHARDJO DJAROT


SLAMET RAHARDJO DJAROT
Aktor, Sutradara, Penulis Skenario
Tahun Aktif : 1969 - sekarang
Genre : Drama

" Ketika Jejak dilangkahkan, seribu kreatifitas terlahirkan!"

"Seni itu tidak mengenal tua dan muda. Yang terpenting adalah bagaimana bisa meyakinkan dan tidak meyakinkan"

Di film keduanya, Slamet mulai bertemu dan beradu akting dengan lawan main abadinya, aktris tangguh Christine Hakim yang memulai debutnya di Cinta Pertama (1973). Bersama Christine, menjadi pasangan kasmaran dan melakukan kawin lari karena persoalan yang menghadang cinta mereka. Film legenda ini membuat Christine menjadi aktris terbaik FFI 1974 sekaligus menjadi jalan pembuka Christine ke dunia film. Slamet pun meraih predikat Runner Up 4 Aktor Terbaik pada FFI 1974.
 
 Dalam film dengan ensemble cast ini, ada pemain yang permainannya menonjol, ada yang biasa saja. Yang bermain jempol, seperti Slamet Rahardjo Djarot. Slamet tahu persis tuntutan tokoh yang diperankannya, dan dia bisa masuk ke dalam tokoh itu. Slamet tampil sebagai seorang pengacara yang idealis, walau terlihat mendongkolkan. Dengan segala daya dia berjuang untuk kemenangan Sora (Zoraya Perucha), karena dia melihat persoalannya secara jernih, dan Sora memang tidak bersalah. Penampilan Slamet sebagai Singgih, pantas untuk diunggulkan mendapat nominasi FFI 1988, selain Cok Simbara.

6. Tjoet Nja' Dhien (Eros Djarot, 1987) - sebagai Teuku Umar

Selasa, 07 Agustus 2012

#BestOf BUCE MALAWAU


BUCE MALAWAU
Sutradara, Penulis Cerita & Skenario
Genre : Drama, Laga
Tahun Aktif : 1977 - 2012


7. GERHANA (Buce Malawau, 1985)


Karya pertama Buce Malawau sebagai seorang sutradara film, yang juga tentunya merangkap sebagai penulis cerita dan skenario. Gerhana, memiliki cerita yang cukup bagus dan mengalir dengan cukup baik. Didukung para pemain pendatang baru seperti Dolly Marten, Fanny Bauty dan penyanyi rock Sylvia Saartje, yang tampil tidak begitu mengecawakan. Sebagai debut dalam penyutradaraan, langkah Buce Malawau dalam film Gerhana cukup bisa dipertanggungjawabkan dan mengukuhkan Buce Malawau sebagai sineas potensial.

6. (TV) NOKTAH MERAH PERKAWINAN (Buce Malawau, 1996)


Di era 90-an, Noktah Merah Perkawinan pastinya menjadi tontonan yang melekat di benak penonton, pastinya karena penampilan Ayu Azhari sebagai leading actress yang tampil begitu memikat, dan berkat peran Ambar ini pula, Ayu merebut Piala Vidia untuk aktris terbaik FSI 1996. Cerita nya sendiri seputra kehidupan rumah tangga dan konfliknya serta dibumbui banyak intrik yang kompleks dari banyak karakter. Melambungkan nama Ayu Azhari, Cok Simbara, Berliana Febrianti, serta pemain cilik Niken Ayu. Karya televisi Buce Malawau ini pantas disebut sebagai salah satu drama televisi paling fenomenal yang pernah ada. 

5. CINTA ANAK JAMAN (Buce Malawau, 1988)


Cerita antara dua orang pasangan dewasa yang perilakunya masih kekanak-kanakan. Selain ceritanya yang cukup ringan dan tidak memerlukan pengurasan otak untuk berpikir, Cinta Anak Jaman juga didukung oleh para pemain yang tengah menjulang saat itu, terlebih Didi Petet yang berhasil membuat kejutan dengan memboyong Citra lewat film ini. Dalam film yang ditulis Marwan Alkatiri ini, diselipkan 'guyonan' khas yang sedang tren saat itu. Tersirat jelas bahwa film ini adalah gambaran kaum muda metropolitan saat itu. 

4. KETIKA DIA PERGI (Buce Malawau, 1990)


Dua pasangan dokter yang mengabdi dis ebuah desa yang percaya akan adat. Kehadiran dua dokter tersebut menuai banyak cobaan dari desa tersebut. Sederhana, namun cukup membuat kita merenung akan arti sebuah pengabdian. Akting dari para pemain matang seperti Asrul Zulmi, Nungki Kusumastuti dan Afrizal Anoda menambah kesan serius dari film ini. salah satu karya terbaik dari Buce Malawau.

3. BERI AKU WAKTU (Buce Malawau, 1985)


Termasuk karya yang unik, karena menampilkan kritik terhadap budaya etnis khas Maluku dan juga etnis-etnis lain. Karakter film ini berlatar dari budaya etnis Maluku yang mengalami konflik dalam keluarga, yaitu antar anak dan orangtua, dan hubungan pria Ambon dengan gadis Indo- jawa yang makin membelit persoalan film ini. Penampilan para pemain seperti Mathias Muchus, Ira Wibowo, Piet Burnama, Rina Hassim sangat cocok dengan karakter masing-masing.

2. POTRET (Buce Malawau, 1991)


Film unggulan FFI 1991 ini adalah sebuah film tentang sebuah penyesalan seorang tua yang menyia-nyiakan keluarganya. Kisah keluarga dalam film ini ditampikan sangat baik, cukup sederhana, namun karena akting yang begitu kuat dari para pemain, Potret menjadi film drama yang begitu apik. Tatanan musik dari Idris Sardi yang begitu lirih sangat mendukung jalannya cerita, Buce juga berhasil menciptakan suasana di panti jompo lengkap dengan para penguninya yang bermain wajar dan mengesankan, seperti Laila Sari. Setelah Tragedi Bintaro, Buce kembali membuktikan diri sebagai sutradara berkelas lewat film Potret. Karya Buce yang satu ini mengingatkan kita pada film-film dari Teguh Karya. 

1. TRAGEDI BINTARO (Buce Malawau, 1989)


Diadaptasi dari tragedi kisah nyata peristiwa tabrakan dua kereta api di Bintaro yang cukup menghebohkan di tahun 1987. Buce Malawau mengambil cerita dari salah satu keluarga korban yang cukup memilukan. Anak-anak korban perceraian orangtua yang tinggal bersama nenek mereka yang banting tulang menafkahi mereka. Meski tema utama tetap pada peristiwa tabrakan naas tersebut, kisah keluarga malang ini cukup membuat haru penonton, apalagi saat salah satu anak, Juned , yang selamat dari maut, namun kakinya harus diamputasi dan diakhir film tampil Juned asli, yang cukup membuat merinding. Film ini cukup membuat Buce Malawau menjadi sutradara yang cukup diperhitungkan, terbukti dengan dominasi peraihan nominasi pada FFI 1989.



Sabtu, 28 Juli 2012

#BedahBintang JENNY RACHMAN


JENNY RACHMAN
Aktris

FILMOGRAFI


- Tahun Aktif                        : 1973 - Sekarang 
- Jumlah film yang dibintangi : 32 judul film


Drama                 : 24 film


- Ita Si Anak Pungut (1973)
- Prahara (1974)
- Susana (1974)
- Jangan Biarakan Mereka Lapar (1975)
- Rahasia Gadis (1975)
- Christina (1977)
- Secerah Senyum (1977)
- Akibat Pergaulan Bebas (1978)
- Pengalaman Pertama (1978)
- Pahitnya Cinta Manisnya Dosa (1978)
- Perempuan Tanpa Dosa (1978)
- Kugapai Cintamu (1977)
- November 1828 (1978)
- Kabut Sutera Ungu (1979)
- Kembang Padang Kelabu (1980)
- Bukan Sandiwara (1980)
- Busana Dalam Mimpi (1980)
- Gadis Marathon (1981)
- Hati Selembut Salju, Garis-garis Cakrawala (1981)
- RA Kartini (1982)
- Budak Nafsu, Fatima (1983)
- Doea Tanda Mata (1984)
- Hatiku Bukan Pualam (1985)
- Di Bawah Lindungan Ka'bah (2011)



  
  
Drama Remaja     : 5 film 
Binalnya Anak Muda, 1978
Akibat Godaan, 1978
Semau Gue, 1977
Romantika Remaja, 1979
Kecupan Pertama, 1979

Drama Romansa  : 1 Film
Kekasih, 1977



Drama Komedi    : 1 Film 
Laki-laki Binal, 1978


Fiksi / Laga          : 1 Film 
Rama Superman Indonesia, 1974



PENGHARGAAN (NOMINASI)


5 kali mendapat nominasi FFI (2 menang, 3 nominee), semuanya untuk kategori Pemeran Utama Wanita


1. FFI 1979 - Nominee Pemeran Utama Wanita, film BINALNYA ANAK MUDA
-- Nominee lain :
Christine Hakim, film Pengemis dan Tukang Becak (Menang)
Mutiara Sani, film Kemelut Hidup
Suzanna, film Pulau Cinta
Tutie Kirana, film Buaya Deli


2. FFI 1980 - PEMENANG, PEMERAN UTAMA WANITA TERBAIK, film KABUT SUTERA UNGU
-- Nominee lain :
Farah Meuthia, film Yuyun Pasien Rumah Sakit Jiwa
Ira Maya Sopha, film Ira Maya Anak Tiri
Marini, film Anna Maria
Nia Daniaty, film Antara Aku atau Dia


3. FFI 1982 - PEMENANG, PEMERAN UTAMA WANITA TERBAIK, film GADIS MARATHON
-- Nominee lain :
Ita Mustafa, film Bukan Istri Pilihan
Lenny Marlina, film Jangan Ambil Nyawaku
Suzanna, film Ratu Ilmu Hitam
Tanti Josepha, film dr. Karmila


4. FFI 1984 - Nominee Pemeran Utama Wanita, film BUDAK NAFSU (FATIMA)
-- Nominee lain :
Christine Hakim, film Ponirah Terpidana
Lidya Kandou, film Untukmu Kuserahkan Segalanya
Meriam Bellina, film Cinta Dibalik Noda (MENANG)
Zoraya Perucha, film Yang Terlarang Yang Tersayang


5. FFI 1985 - Nominee Pemeran Utama Wanita, film DOEA TANDA MATA
-- Nominee lain :
Christine Hakim, film Kerikil Kerikil Tajam (MENANG)
Dewi Yull, film Kembang Kertas
Marissa Haque, film Serpihan Mutiara Retak
Meriam Bellina, film Kabut Perkawinan


- Meraih Penghargaan Festival Film Asia Pasifik 1981, untuk Aktris Terbaik (film KABUT SUTERA UNGU)
- Mendapat nominasi Festival Film Bandung 2011, untuk Pemeran Pembantu Wanita Terpuji (film Dibawah Lindungan Ka'bah)


SUTRADARA

Jenny Rachman paling banyak disutradarai oleh 
1. (Alm) SJUMAN DJAYA -- 4 film
  • Kabut Sutera Ungu (1979)
  • Bukan Sandiwara (1980)
  • RA Kartini (1982)
  • Budak Nafsu, Fatima (1983)
2. ARIZAL -- 4 Film
  • Semau Gue (1977)
  • Secerah Senyum (1977)
  • Laki-laki Binal (1978)
  • Kecupan Pertama (1979)
3. (Alm) TEGUH KARYA -- 2 Film
  • November 1828 (1978)
  • Doea Tanda Mata (1984)
4. MATNOOR TINDAON -- 2 Film
  • Akibat Pergaulan Bebas (1978)
  • Akibat Godaan (1978)
LAWAN MAIN

Jenny Rachman paling banyak beradu akting dengan ROY MARTEN (16 Film)

Kabut Sutera Ungu


- Rahasia Gadis (1975)
- Christina (1977)
- Kekasih (1977)
- Secerah Senyum (1977)
- Kugapai Cintamu (1977)
- Pengalaman Pertama (1977)
- Akibat Pergaulan Bebas (1978)
- Akibat Godaan (1978)
- Laki-laki Binal (1978)
- Kabut Sutera Ungu (1979)
- Kecupan Pertama (1979)
- Romantika Remaja (1979)
- Bukan Sandiwara (1980)
- Gadis Marathon (1981)
- Budak Nafsu, Fatima (1983)
- Hatiku Bukan Pualam (1985)


Senin, 23 Juli 2012

Pemain Anak-anak Layar Klasik Berprestasi

1. SUZANNA - Asrama Dara (Pemain Cilik Terbaik FFA 1960)



Film pertama Suzanna, sang ratu horor, di film Asrama Dara (Usmar Ismail, 1958) begitu mencuri perhatian. Ratu horor ini sebenarnya memiliki bakat bagus di jalur drama, salah satunya terlihat di film ini. Karakter Ina, remaja yang dititipkan di asrama, berhasil diperankannya. Apalagi adegan Suzanna mengangkat dan berbicara di telepon, adalah salah satu adegan yang paling berkesan. Kehadiran perdana Suzanna langsung menyabet prestasi bergengsi, yaitu dari luar negeri. Tercatat, Suzanna lah, pemain anak-anak Indonesia pertama yang meraih penghargaan di ajang internasional.

2. ASTRI IVO - Samiun dan Dasima (Pemain Cilik Terbaik FFA 1971)


Putri Ivo Nilakresna ini, main film sejak usia 5 tyahum di film karya Usmar Ismail, Big Village (1969). Setelah itu juga bermain di film Ananda, karya terakhir Usmar Ismail dan debut aktris Lenny Marlina. Beruntung bagi Astri, sempat diarahkan sutradara besar, Usmar Ismail. Penampilan cilik Astri Ivo yang memukau di film Samiun dan Dasima bersama Chitra Dewi, meraih penghargaan internasional, yaitu Festival Film Asia untuk pemeran cilik terbaik. Astri Ivo cukup produktif dengan bermain di banyak film sampai tahun 1984, di film Kerikil Kerikil Tajam. 

3. FARADILLA SANDY - Ratapan Anak Tiri (Pemain Cilik Wanita terbaik FFI 1974)



Pertama kali main di film karya ayahnya, sineas Sandy Suwardy Hassan, Rakit (1970). Tiga tahun kemudian, melalui peran Faradilla yang menguras air mata di film Ratapan Anak Tiri (1973), menuai sukses luar biasa. Kesukesan film ini membawa pengaruh yang besar bagi Faradilla Sandy yang langsung kepopulerannya meroket. Selain itu, pada FFI 1974, ia diganjar penghargaan FFI untuk pemain anak-anak wanita terbaik. Seetelah Ratapan Anak Tiri, Faradilla dikenal dalam film-film sejenis, antara lain Dimana Kau Ibu (1973). 


4. RANO KARNO - Rio Anakku (Pemain Cilik Pria terbaik FFI 1974)



Alm. Soekarno M Noer patut berbangga karena ketiga anaknya mampu mengikuti jejaknya sebagai pemain film handal, salah satunya Rano Karno. Ketika duduk di bangku kelas 5 SD, dia direkrut sutradara besar Sjumandjaya untuk film Si Doel Anak Betawi (1973). Penampilannya yang cukup berkesan, menasbihkan Rano sebagai 'Doel'. Setelah Si Doel, Rano tampil memikat di film Rio Anakku, bersama Lenny Marlina. Penghargaan pertama di FFI sebagai pemain anak terbaik diraih tahun 1974, 16 tahun sebelum meriah piala Citra untuk aktor utama terbaik. 

5. DEWI ROSARIA INDAH - Pemberang (Pemain anak terbaik FFI 1973)



Sebagai anak Sophan Sophiaan yang disandera Dicky Zulkarnaen dalam film Pemberang (1972), Dewi Rosaria Indah mendapat penghargaan FFI 1973 untuk pemeran anak-anak wanita terbaik. Selain Pemberang, Dewi juga tampil mendampingi Faradilla Sandy untuk film Ratapan Anak Tiri (1973). 

6. ANDY CAROL - Samtidar dan Senyum dan Tangis (Pemain Cilik Terbaik FFI 1973 dan FFI 1975)


Pemain Andy Carol dari kecil sudah berbakat di dunia akting. memulai karir di film tahun 1972 lewat film Desa di Kaki Bukit, Andy Carol kemudian tampil sebagai aktro anak-anak berbakat. bakatnya ini dibuktikan dengan prestasinya, meraih dua kali penghargaan pemain anak-anak terbaik pada FFI 1973, untuk film Samtidar, dan FFI 1975, untuk film Senyum dan Tangis. 

7. SANTI SARDI - Senyum Dipagi Bulan Desember (Pemain Cilik Terbaik FFI 1975)



Siapa tak kenal Idris Sardi? Musikus berbakat, memiliki putra putri yang juga berbakat di dunia film. Santi, Lukman dan Ajeng Triani Sardi. Penampilan Santi di film Senyum Dipagi Bulan Desember, yang berperan sebagai Bunga, gadis kecil yang bersahabat dengan tiga narapidana, mengeluarkan akting alami yang patutu diapresiasi. Pemain cilik terbaik FFI 1975 pun diraih. 

8. GEORGIANA SUPIT - Marina (Pemain Cilik terbaik FFI 1978)



Putri Rae Sita Supit ini mewarisi bakat akting dari ibunya. Selain cantik, Georgiana atau Oji Supit, juga menampilkan akting yang tidak mengecewakan. Bermain di film Nico Pelamonia, Marina (1977), bersama Marini dan Robby Sugara, Georgiana tampil menggemaskan dan mencuri perhatian. Pada FFI 1978, mengejutkan meraih penghargaan pemain anak terbaik. Muncul kembali tahun 1990, membintangi film Rebo dan Robby, saat dia sudah menjadi gadis yang cantik. 

9.  AJENG TRIANI SARDI - Pengemis dan Tukang Becak (Pemain Cilik Terbaik FFI 1979)



Putri Idris Sardi ini bermain bersama kakaknya, Lukman Sardi di film Pengemis dan Tukang Becak (Wim Umboh, 1978). Penampilan Lukman dan Ajeng bersama Christine Hakim di film ini, berhasil meraih simpati dari penonton. Akting Ajeng yang alami dan  tidak dibuat-dibuat, berhasul meraih penghargaan FFI 1979 untuk pemain cilik terbaik. 

10. (alm) RYAN HIDAYAT - Anna Maria (Pemain Cilik Terbaik FFI 1980)



Siapa tak kenal sosok Ryan Hidayat? aktor yang dikenal dengan karakter Lupus ini, telah berkarir sejak usia 4 tahun, sebagai model iklan. Tahun 1979, bermian film pertama, Anna Maria' (Hasmanan, 1979) dimana memberikan nominasi untuk aktor terbaik FFI 1980, dan pemeran cilik terbaik FFI 1980. Peran-peran yang cukup serius dimainkan Ryan Hidayat cilik. Selanjutnya menjadi pemain cilik sampai film 'Satria Bergitar' (1983). Ryan juga tampil bagus di film 'Buah Hati Mama' (1980) bersama Sophan Sophiaan dan Widyawati. 

11. KIKI AMELIA - Nakalnya Anak Anak (Pemain Cilik terbaik FFI 1981)


Kiki Amalia, putri almh. Pipit Sandra ini memang sudah memiliki potensi di dunia akting. Dia membintangi sejumlah film-film di usianya masih sangat kecil. Sebut saja film-filmnya, Nakalnya Anak-anak (1980), Tangan-Tangan Mungil (1982), apalagi di film Neraca Kasih (1982), yang perannya membuat haru. Kiki Amalia, juga menelurkan album rekaman anak-anak, Evaluasi dengan hits 'Rapotku'.  

12. DANI MARSUNI - Serangan Fajar (Pemain cilik terbaik FFI 1982)


Pemain cilik, Dani Marsuni yang kala itu masih berusia 8 tahun, langsung direkrut sutradara besar Arifin C Noer bermain di film Serangan Fajar (1981). Pilihan Arifin tak salah, Dani sebagai Temon, tampil polos dan lugu namun dibalik itu ada sebuah kegetiran. Apalagi chemistry nya bersama Suparmi, yang menjadi nenek Temon, juga menjadi nilai lebih yang melengkap film ini sebagai salah satu karya terbaik Arifin C Noer. 

13. ABIZARS - Merindukan Kasih Sayang (Pemain Cilik terbaik FFI 1984)


Kehadiran Abizars di dunia film, dimulai di film yang judulnya menggunakan namanya, 'Abizars, Pahlawan Kecil' (1980). Setelah itu tampil id film drama, Merindukan Kasih sayang (1984), dimana Abizars berperans ebagai anak yang berpisah dari kedua orangtuanya. Peran yang cukup mengundang air mata ini, memberi Abizars sebuah Piala Kartini untuk pemeran cilik terbaik FFI 1984. 

14. YAN CHERRY BUDIONO - Arie Hanggara (Pemain cilik terbaik FFI 1986)



Karakter Arie Hanggara memang sangat cocok diperankan oleh Yan Cherry Budiono. Wajah Yan Cherry memang memelas, berhasil membuat penonton iba dan tak tega melihat penderitaan yang dialami Arie Hanggara. Karenanya, sangatlah wajar jika dia diganjar pemain cilik terbaik FFI 1986. 

15. FERRY OCTORA - Tragedi Bintaro (Pemain Cilik Pria terbaik FFI 1989)



Film tragedi yang memilukan ini, menampilkan aktor cilik Ferry Octora, sebagai Juned, korban selamat yang kakinya harus diamputasi karena terjepit rel. Ferry Octora berhail memerankan Juned dan meraih simpati penonton. 

16. SHEREEN REGINA DAU - Si Badung (Pemain Cilik Wanita terbaik FFI 1989)


Para pemain film Si Badung yang kebnayakan anak-anak memang memberikan nilai tersendiri bagi film anak yang inspiratif ini. Salah satu pemainnya, Shereen Regina Dau, berhasil mendapat Piala Kartini untuk pemain anak terbaik FFI 1989. Selain akting, Shereen juga berbakat di dunia tarik suara, tahun 1991, Shereen menelurkan album lagu anak, berjudul Calypso. 

17. BANYU BIRU DJAROT - Langitku Rumahku (Pemain Cilik Pria terbaik FFI 1990)


Penampilan Banyu Biru Djarot sebagai Andri, anak orang kaya, yang bersahabat dengan Gempol, diperankan Soenaryo, berhasil mereka perankan dengan baik. Chemistry antara mereka berdua patut diacungi jempol. Disutradarai oleh pamannya, Slamet Rahardjo Djarot, tentunya membuat akting banyu pun terasah, meski masih kecil. Dua penghargaan sebagai pemain anakanak terbaik diraih Banyu, yaitu Piala Kartini FFI 1990 dan pemain anak terpuji Festival Film Bandung 1991. 

18. VIONA ROSALINA - Cas Cis Cus (Pemain Cilik Wanita terbaik FFI 1990)



Alviona atau lebih dikenal Viona Rosalina, mulai tampil di publik sejak kecil. Viona cilik bermain di film-film bermutu, dari Cas Cis Cus (Putu Wijaya, 1990), Si Badung (Imam Tantowi, 1989), dan Zig Zag (Putu Wijaya, 1990). Bahkan, pada FFI 1990, Viona berhasil mencuri perhatian juri, sehingga dia meraih piala Kartini untuk pemain anak-anak terbaik, bersama Banyu Biru Djarot. Istri Eko Patrio ini kemudian dikenal publik dengan membintangi sejumlah sinetron, dan menjadi presenter televisi.