Senin, 04 Juni 2012

Primadona Layar Klasik Era 90 an

1. LIDYA KANDOU
(Cas Cis Cus, Boneka Dari Indiana, Ramadan Ramona, Jangan Bilang Siapa-siapa)

Di era 90 an, nama Lidya Kandou menjadi magnet yang cukup besar bagi perfilman tanah air. Melanjutkan karir yang telah ia rintis sejak tahun 1979, akting Lidya semakin terasah di era 90-an. Setelah mendapat nominasi FFI di tahun 1984 dan 1986, di era 90 an, Lidya Kandou 3 kali berturut turut mendapat nominasi FFI 1990, 1991 dan 1992 masing-masing untuk film Cas Cis Cus, Boneka Dari Indiana, dan Ramadhan Ramona. Dua film terakhir, mengantarkan Lidya Kandou meraih 2 Piala Citra dari tahun 1991 dan 1992. Bahkan, pada FFI 1992, Lidya bersama suami, Jamal Mirdad sama-sama meraih Piala Citra untuk aktor dan aktris terbaik. Kemenangan mereka sekaligus menjadi penutup Festival Film Indonesia era lama.

2. DIAN NITAMI
(Zig Zag, Perwira Ksatria, Sejak Cinta Diciptakan)


Karir Dian Nitami sebagai bintang film semakin menanjak di awal 90-an.  Lima judul film dibintanginya di tahun 1990, yaitu Perwira Ksatria, Pengantin, Sejak Cinta Diciptakan, Jangan Renggut Cintaku, dan Ayu Genit. Lewat film Perwira dan ksatria, Dian Nitami mendapat unggulan pertama untuk pemeran utama wanita di FFI 1991, namun dikalahkan oleh Lidya Kandou. Dian lumayan bermain di film bagus (nominasi FFI) seperti di Jangan Renggut Cintaku, sebagai perempuan yang kawin lari, kemudian menjadi pujaan hati pilot tempur di Perwira Ksatria, aktingnya juga mencuri perhatian, di film Zig Zag, sebagai rocker kurang kasih sayang orangtua, arahan Putu Wijaya.  

3. PARAMITHA RUSADY 
 ( Pagar Ayu, Blok M, Dua Kekasih, Boss Carmad, Selembut Wajah Anggun, Kuberikan Segalanya, Catatan Si Boy IV-V, Pesta)


Paramitha Rusady mencuat ketika menjadi Iteung di film Kabayan Saba Metropolitan yang juga memberinya nominasi FFI, kemudia Paramitha seakan tak pernah absen manghiasi layar perak dengan bermain di banyak film, dan semuanya populer. Sebut saja, Blok M (nominasi FFI 90), sebagai anak petani miskin yang diincar bandot tua, Boss Carmad (1990), sebagai istri yang berdosa mengkhianati suami dalam Pagar Ayu (1990),  pendamping baru Boy dalam Catatan Si Boy IV dan V, gadis Minang dalam Selembut Wajah Anggun (1992), gadis yang malu memiliki kakak catat dalam Kuberikan Segalanya (1992), lima kali mendapat nominasi FFI, namun kurang beruntung. Tapi, kepopuleran Paramitha Rusady di era 90-an menjadi catatan tersendiri. Dia juga menjadi primadona sinetron di era 90-an.

4. NURUL ARIFIN
(Pagar Ayu, Catatan Si Emon, Surat Untuk Bidadari)


Nama Nurul Arifin juga patut diperhitungkan sebagai aktris laris di era 90-an. Banyak film, seperti  Pagar Ayu, Jangan Bilang Siapa-siapa, Pelang di Nusa Laut, dan Catatan Si Emon, dan juga filmWarkop DKI, Mana Bisa Tahan (1990) yang semakin meneguhkan bahwa Nurul Arifin berbakat di komedi dan juga drama. Sebelumnya, Nurul bermain di film Teguh Karya, Pacar Ketinggalan Kereta, yang memberinya nominasi FFI dan penghargaan di FFB, tahun 1990 mendapat nominasi FFI untuk pemeran utama wanita, begitu juga di FFI 1992, namun semuanya kalah. Sebelum beralih ke sinetron, Nurul bermain apik di film Garin Nugroho, Surat Untuk Bidadari (1992).

5. DESY RATNASARI
(Blok M, Oom Pasikom, Olga Sepatu Roda, Si Kabayan Mencari Jodoh)

    Tak ketinggalan Desy Ratnasari juga menjadi primadona layar lebar di era 90-an. Mengawali dengan cukup bagus di film Saskia (1988), Desy melanjutkan karirnya di film-film romansa remaja seperti Blok M, Pesta dan yang paling diingat sebagai gadis hobi sepatu roda bernama Olga, di film Olga dan Sepatu Roda (1991). Desy juga bermain di film komedi cerdas Oom Pasikom (1990) bersama Didi Petet dan Lenny Marlina. Peran Nyi Iteung juga pernah dicicipinya tahun 1994 daalm Kabayan Mencari Jodoh, pas dengan Desy yang memang berdarah Sunda juga. Saat perfilman mati suri, karir  dan akting Desy Ratnasari semakin terlihat matang di sinetron-sinetron, seperti Bukan Perempuan Biasa (meraih Piala Vidia 1997), Cinta, dan lain-lain.

     6. NIA ZULKARNAEN
    (Lagu Untuk Seruni, Isabella, Saat Kukatakan Cinta)

    Putri pasangan Mieke Wijaya dan Dicky Zulkarnaen ini sudah sejak kecil mencicipi dunia akting, namanya baru populer setelah bermain di film Isabella (1990) bersama penyanyi Malaysia, Amy Search. Di tahun berikutnya, Nia bermain bersama aktor muda Tio Pakusadewo di film Lagu Untuk Seruni, dimana ia berperans ebagai seorang penyanyi. Lewat film ini, Nia Zulkarnaen melengkapi jajaran pemain muda berbakat yang menjadi unggulan FFI 1991. Era 90 an, Nia Zulkarnaen juga populer dengan sinetron Antara Jakarta Perth, Bunga-bunga Kehidupan, dan lain-lain.

    7. MERIAM BELLINA
    (Taksi, Wanita, Taksi Juga, Boneka Dari Indiana, Catatan Si Boy IV, Asmara, Bernafas Dalam Lumpur, Saat Kukatakan Cinta)


    Siapa tak bakal menyebut Meriam Bellina sebagai primadona Layar lebar era 90-an, melanjutkan kepopuleran dan prestasi gemilang di era 80-an, Mer kembali membuat kejutan dengan bermain film karya Arifin C Noer "Taksi" bersama Rano Karno, tampil begitu emosional, Mer berhasil kembali merebut Piala Citra untuk aktris terbaik tahun 1990. Setelah meraih Citra kedua, Mer bermain di film-film apik tentunya dengan aktingyang prima, seperti di Boneka Dari Indiana bersama Lidya Kandou dan Didi Petet, Kembali menjadi Daisy dalam Taksi Juga (1991), bermain di film remake Bernafas Dalam Lumpur, lalu tampil maksimal sebagai korban pemerkosaan dalam film Wanita (1990), dan sebelum terjun ke sinetron, Mer bermain cantik dalam film Asmara (1992). Karir Meriam Bellina berlanjut di banyak sinetron, mendapat Piala Vidia, kembali meraih Citra setelah perfilman bangkit di era 2000-an. Meriam Bellina tetap akan menjadi primadona layar lebar

    8. AYU AZHARI
    (Dua Kekasih, Taksi Juga, Badut-Badut Kota, Telegram)


    Sudah mulai berakting tahun 1984, Ayu Azhari secara perlahan namun pasti semakin mengasah aktingnya di film-film garapan Teguh Karya, dan di tahun 1990, Ayu menggondol Piala Citra sebagai pemeran pembantu wanita terbaik lewat permainannya yang bagus di film Dua Kekasih, selain itu, Ayu juga tampil memikat sebagai perempuan batak di film Taksi Juga (1991), dan menjadi istri Dede Yusuf, bersama mengarungi kemiskinan, dalam film komedi Badut-badut Kota (1993).  Era 90-an menjadi era keemasan untuk Ayu Azhari, dengan banyaknya prestasi selain Piala Citra seperti 2 Piala Vidia tahun 1996-1997, kemudian tampil di film Slamet Rahardjo, Telegram tahun 1997 yang memberinya kemenangan di ajang Festival Film Asia Pasifik 2001.

    9. RIZKY THEO
    (Cinta Dalam Sepotong Roti) 

    Walau cuma tampil di satu film, Cinta Dalam Sepotong Roti (1990), tetapi penampilan Rizky Theo atau Cut Rizky Theo sangat berkesan dan membekas di benak penonton film Indonesia. Perannya sebagai Mayang, seorang perempuan diantara dua pria yangd ekat dalam hidupnya, yang salah satunya adalah suaminya (Adjie Massaid) yang mengalami kesulitan seks. Film ini juga menjadi film terbaik FFI 1991, dan menjadi karya pertama sutradara handal Garin Nugroho.

    10. GEORGIANA SUPIT
    (Rebo dan Robby, Plong)


    Putri aktris Rae Sita Supit ini pernah menjadi pemain cilik, saat bermain film Marina (1977), dan dia mendapat penghargaan pemain anak-anak terbaik FFI 1978. Georgiana Supit mewarisi paras cantik dari ibunya, Rae Sita Supit, cukup menjadi magnet di layar lebar, saat bermain film Rebo dan Robby (1990), menjadi Erika, gadis pingitan orangtua, lalu menjadi sekretaris cantik Ucha (Cok Simbara) dalam film komedi satir Plong (1991).

    11. Almh. NIKE ARDILLA
    (Kabayan Anak Jin, Kembali Lagi, Nuansa Gadis Suci, Ricky)

      Penyanyi tenar Nike Ardilla juga termasuk bunga layar putih di era 90-an. Ketenarannya di dunia film membawanya ke dunia film, beberapa film yang cukup diingat publik adalah Ricky di tahun 1990, Olga Sepatu Roda (1991), Nuansa Gadis Suci (1992) dan sempat pula menjadi Iteung di film Kabayan Anak Jin (1992). Karirnya terhenti ketika ia menghadap illahi secara mendadak tahun 1995.

      12. SOPHIA LATJUBA
      (Valentine Kasih Sayang Bagimu, Pengantin, Catatan Si Boy 5, Kuldesak) 


      Bintang indo ini mulai muncul tahun 1987 di film Bilur-bilur Penyesalan, kemudian Sophia kembali tampil dalam berbagai film drama. Era 90 an, Sophia Latjuba juga mengalami masa keemasan, dengan tampil di film Valentine Kasih Sayang Bagimu, Pengantin (bermain bersama Ari Wibowo, menjadi pasangan kawin lari), tak lupa juga turut tampil di film Catatan Si Boy sekuel ke 5, dimana ia berperan sebagai perempuan yang dekat dengan Boy di Amerika Serikat. Ia juga ambil bagian di film garapan mantan kakak iparnya, Mira Lesmana di film Kuldesak tahun 1997.

      13. BELLA ESPERANCE
      (Bibir Mer, Tiada Titik Balik, Bidadari Berambut Emas)


      Tak begitu banyak tampil, Bella Esperance membuat kejutan dengan bermain di film Bibir Mer garapan sineas senior, Arifin C Noer. Permainannya yang apik sebagai Maryati, perempuan yang sebenarnya 'cerdas', membuat dia menjadi unggulan pemeran utama wanita FFI 1992, namun harus kalah pada Lidya kandou. Selain Bibir Mer, Bella juga bermain bersama aktris AS, Cynthia Rothrock di dua film laga, Tiada Titik Balik, dan Bidadari Berambut Emas. Selanjutnya Bella bermain bagus di beberapa drama televisi, dan kebanyakan peran antagonis.

      14. BTARI KARLINDA
      (Rebo dan Robby, Catatan Si Boy)


      Publik mengenalnya sebagai Ina, adik Boy dalam sekuel Catatan Si Boy. Parasnya yang cantik, dan aktingnya yang alami dan polos membuatnya semakin diterima publik. jebolan Gadis Sampul ini mulai meningkatkan kualitas aktingnya dengan bermain di film lain, tetap berjenis drama romansa, yaitu Rebo dan Robby, dimana ia bermain sebagai Salindri, gadis yang berperan menjodohkan teman kakaknya dengan temannya, dan ternyata aktingnya yang alami membuat dean juri FFI memasukannya sebagai unggulan pemeran pembantu wanita FFI 1991. Setelah itu, Btari Karlinda menghilang dari dunia akting sekian lama. Btari muncul kembali di layar lebar, dengan menjadi bintang tamu di film Catatan Harian Si Boy (2011) tetap sebagai Ina.

      15. KARINA SUWANDI
      (Zig Zag, Valentine Kasih Sayang Bagimu) 


      Aktris Indo berdarah Ceko ini berprinsip "satu tahun satu film", itulah mengapa ia jarang tampil, tapi setiap penampilannya cukup mencuri perhatian publik. Mulai tahun 1986 lewat film anak, Don Aufar, Karina Suwandi bermain di film romansa Valentine, Kasih Sayang Bagimu (1990) bersama aktris seangkatannya Sophia Latjuba, sesudah itu bermain cukup bagus di film Zig Zag arahan Putu Wijaya.

      16. SONYA DORA CARASCALAO
      (Langit Kembali Biru)




      Putri Mantan Gubernur Timor Timur (saat itu masih bergabung dalam NKRI) ini bermain cukup apik dalam film Langit Kembali Biru garapan Dimas Haring. Walaupun tidak terlalu istimewa, perannya sebagai perempuan yang menjalin hubungan dengan anggota fretilin di Tim-Tim ini cukup menarik perhatian, sehingga dewan juri mengunggulinya sebagai nominee pemeran utama wanita FFI 1991.



      Tidak ada komentar:

      Posting Komentar